cara membaca kitab safinah
3 Menyentuh kitab suci Al-Qur`an atau mengangkatnya. Larangan bagi orang yang berhadats besar (junub) ada lima, yaitu: 1- Sholat. 2- Thowaaf. 3- Menyentuh Al-Qur`an. 4- Membaca Al-Qur`an. 5- I`tikaf (berdiam di masjid). Larangan bagi perempuan yang sedang haidh ada sepuluh, yaitu: 1- Sholat. 2- Thowaaf. 3- Menyentuh Al-Qur`an. 4- Membaca Al
BeliProduk Cara Membaca Kitab Safinah Bahasa Jawa Berkualitas Dengan Harga Murah dari Berbagai Pelapak di Indonesia. Tersedia Gratis Ongkir Pengiriman Sampai di Hari yang Sama.
Share Cara turunnya Al-Quran berbeda dengan kitab-kitab suci samawi lainnya. Kalau kitab lain itu turun secara sekaligus kepada para nabi dan langsung disampaikan kepada ummatnya, Al-Quran turun secara berangsur-angsur. Perbedaan cara turunnya ini sempat dijadikan alasan oleh kaum Yahudi di masa Nabi untuk mempertanyakan kebenaran Al-Quran.
TAHUNPELAJARAN 2016/2017. Hari/Tanggal : Mapel : Safinah. Waktu : Kelas : VII (Tujuh) Petunjuk Umum : 1. Sebelum mengerjakan soal bacalah basmalah dan berdoa. 2. Tulislah nama dan kelas pada lembar jawaban yang disediakan. 3. Bacalah dengan teliti pernyataan dan pertanyaan berikut ini.
Namundemikian, isi kitab Maraqi al-'Ubudiyah ini begitu besar manfaatnya bagi umat Islam, terutama mereka yang mempelajarinya. Bagi yang menginginkan buku ini memesannya melalui No WhatsApp yang tertera di bawah 👇. Pemesanan : WhatsApp (WA) 0853 5915 7334. Pemesanan di Luar Kota Pengiriman Via JNE atau J&T (Ongkir di Tanggung Pembeli.
vay tiền nhanh chỉ cần cmnd trả góp theo tháng. April 22, 2023 Pendidikan 5 Views Apakah Anda sedang mencari terjemahan Kitab Safinah dalam bahasa Sunda? Hello Sobat Ilyas! Kali ini, kami akan membahas tentang terjemahan Kitab Safinah dalam bahasa Sunda. Kitab Safinah merupakan salah satu kitab yang penting dalam dunia Islam. Kitab ini membahas tentang aqidah, fiqih, dan akhlak yang menjadi dasar bagi umat Muslim untuk menjalankan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, banyak umat Muslim yang ingin mempelajari Kitab Safinah agar dapat meningkatkan pemahaman agama dan praktik ibadah bagi mereka yang tidak mahir dalam bahasa Arab, membaca Kitab Safinah akan menjadi sebuah tantangan. Karena itu, banyak orang yang mencari terjemahan Kitab Safinah dalam bahasa Sunda. Terjemahan ini akan memudahkan pembaca untuk memahami isi dari Kitab Safinah tanpa harus menguasai bahasa Arab. Mencari Terjemahan Kitab Safinah Bahasa Sunda Bagi Sobat Ilyas yang ingin mencari terjemahan Kitab Safinah dalam bahasa Sunda, ada beberapa cara yang dapat dilakukan. Pertama, Sobat Ilyas dapat mencari terjemahan Kitab Safinah di toko buku Islam terdekat. Biasanya toko buku Islam menyediakan berbagai macam kitab dalam bahasa Arab dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia atau bahasa Sobat Ilyas juga dapat mencari terjemahan Kitab Safinah dalam bahasa Sunda di internet. Ada banyak situs yang menyediakan terjemahan Kitab Safinah dalam bahasa Sunda yang dapat Sobat Ilyas download secara gratis atau membelinya secara Sobat Ilyas harus berhati-hati dalam memilih situs untuk mendownload atau membeli terjemahan Kitab Safinah. Pastikan situs tersebut terpercaya dan memiliki reputasi yang baik agar tidak terjadi penipuan atau kerugian finansial. Kebaikan Membaca Terjemahan Kitab Safinah Bahasa Sunda Membaca terjemahan Kitab Safinah dalam bahasa Sunda memiliki banyak kebaikan. Pertama, membaca terjemahan Kitab Safinah akan meningkatkan pemahaman agama dan praktik ibadah. Dengan memahami isi dari Kitab Safinah, pembaca akan lebih mudah dalam menjalankan aqidah, fiqih, dan akhlak yang membaca terjemahan Kitab Safinah dalam bahasa Sunda akan memperkaya kosakata dan kosa kata bahasa Sunda. Banyak kata-kata dalam bahasa Arab yang tidak lazim digunakan dalam bahasa Sunda sehari-hari, sehingga membaca terjemahan Kitab Safinah akan memperkaya kosakata bahasa membaca terjemahan Kitab Safinah dalam bahasa Sunda juga dapat meningkatkan kecintaan terhadap bahasa dan literatur Sunda. Dengan membaca terjemahan Kitab Safinah dalam bahasa Sunda, pembaca dapat melihat keindahan dan kemegahan bahasa Sunda yang sangat kaya dan menarik. Kesimpulan Terjemahan Kitab Safinah dalam bahasa Sunda sangat penting bagi umat Muslim yang ingin meningkatkan pemahaman agama dan praktik ibadah mereka. Ada banyak cara untuk mencari terjemahan Kitab Safinah dalam bahasa Sunda, seperti mencarinya di toko buku Islam terdekat atau di terjemahan Kitab Safinah dalam bahasa Sunda memiliki banyak kebaikan, seperti meningkatkan pemahaman agama dan praktik ibadah, memperkaya kosakata bahasa Sunda, dan meningkatkan kecintaan terhadap bahasa dan literatur bagi Sobat Ilyas yang ingin meningkatkan pemahaman agama dan praktik ibadah, membaca terjemahan Kitab Safinah dalam bahasa Sunda adalah salah satu cara yang tepat. Sampai jumpa kembali di artikel menarik lainnya!
Kitab Safinah, begitu para santri menyebutnya. Nama kitabnya Safinatun Najah. Nama panjangnya Safinatun Najah Fima Yajibu Alal Abdi li Maulah. Artinya Bahtera keselamatan tentang hal-hal yang wajib bagi seorang hamba kepada Allah subhanahu wata’ala. Matan fikih ringkas ini ditulis oleh Syaikh Salim bin Abdullah bin Sa’ad bin Sumair Al-Hadhrami. Pengarang kitab Safinah ini adalah seorang faqih mazhab Syafi’i, ahli politik dan persenjataan. Kitab Safinah adalah matan ringkas yang dipelajari oleh pemula dalam mazhab Syafi’i. Di dalamnya terdapat panduan praktis ibadah yang dibutuhkan oleh seorang muslim atau yang disebut sebagai fiqih muta’ajjil. Keutamaan matan Safinah ini terdapat pada penyusunan dan penertiban pasal dengan baik, pemilihan kata yang mudah dipahami, sehingga bermanfaat bagi pemula dan menjadi sarana murajaah bagi pelajar tingkat lanjut. Jika bagi pemula dalam mazhab Hanafi ada kitab Mukhtashar Al-Quduri, pemula mazhab Maliki ada kitab Mukhtashar al-Akhdhari, pemula mazhab Hanbali ada kitab Kafi al-Mubtadi, maka bagi pemula mazhab Syafi’i ada kitab Safinatun Najah. Dakwah Kit Gratis Download Maktabah Syamilah Terbaru Update Mei 2020 Seperti namanya Safinatun Najah Bahtera keselamatan, buku ini membantu seorang muslim untuk menembus hantaman ombak kehidupan yang menggunung, sehingga mereka yang mengarunginya dengan buku ini mendapatkan keselamatan. Sebagaimana bahtera ini mampu menolong mereka yang tenggelam dalam kebodohan. Hal ini karena matan ini dilukiskan dan ditancapkan dengan nama Allah dan hukum-hukum ibadah yang terkandung di dalamnya dibangun di atas dasar yang kuat dari kitab Allah dan sunnah Nabi-Nya shallallahu alaihi wasallam. Matan Safinatun Najah adalah matan yang berkah. Salah satu bukti keberkahannya adalah tersebarnya matan ini secara luas di negeri-negeri kaum muslimin. Para penuntut ilmu berbondong-bondong mengkaji, memahami dan menghafalnya, sebagaimana para masyayikh juga menjadikan buku ini sebagai buku ajar. Di negeri asal penulis, propinsi Hadhramaut dan propinsi-propinsi Yaman lainnya, Safinatun Najah menjadi tangga pertama para penuntut ilmu, mereka mengkaji makna, hukum dan menghapalnya. Kitab Safinah juga menjadi buku ajar di Shaulatiyah Makkah dan madrasah-madrasah mulazamah fikih Syafi’i di Haramain pada abad 13 dan 14 Hijriyah. Tidak hanya terbatas di Jazirah Arab saja, gaung kitab Safinah juga sampai ke negeri-negeri Afrika yang bermazhab Syafi’i, seperti Habasyah Ethiopia, Somalia, Tanzania, Kenya, dan Kepulauan Komoro. Sudah kita saksikan bersama, bahwa kitab Safinah tersebar secara luas di kalangan penuntut ilmu dan awam di Asia Tenggara, khususnya Malaysia dan Indonesia. Hal ini bisa dibuktikan dengan betapa mudahnya kita menemukan matan ini di masjid-masjid kampung. Khidmah Terhadap kitab Safinah Matan Safinah mendapat khidmah pelayanan yang begitu luar biasa, ini tanda lain dari keberkahan matan ini. Khidmah terhadap safinah meliputi dars menjadikannya buku ajar, syarh penjelasan matan dalam bentuk tulisan nadzam menulis ulang isinya dalam gubahan sya’ir agar mudah dihafal. Khidmah dalam bentuk dars sudah disinggung di atas, bagaimana kitab matan Safinatun Najah menjadi pelajaran wajib bagi para penuntut ilmu fikih Syafi’i dari Asia hingga Afrika. Khidmah dalam bentuk syarah, setidaknya ada tiga syarah Safinatun Najah yang masyhur. Nailur Raja’ bi Syarhi Safinatin Naja’, ditulis oleh syaikh Ahmad bin Umar Asy-Syathiri. Syarh ini cukup direkomendasikan karena cukup ringkas dan fokus pada penjelasan matan saja. Kasyifatus Saja Syarhu Safinatin Naja, ditulis oleh Syaikh Nawawi Al-Bantani. Kitab Kasyifatus Saja adalah syarh yang cukup luas, penulis banyak menukilkan khilaf-khilaf internal mazhab yang masyhur pada masalah-masalah tertentu. Ghayatul Muna Syarhu Safinatin Naja, ditulis oleh Muhammad bin Ali bin Muhammad Ba’athiyah, penulis melengkapinya dengan tambahan bab H Dan lain-lain Khidmah dalam bentuk nadzam gubahan sya’ir adalah Nadzam Habib Abdullah bin Ali bin Hasan al-Haddad Nadzam Habib Muhammad bin Ahmad bin Alawi Ba’aqil Nadzam Shidiq bin Abdullah al-Lasemi al-Jemberi Mbah Shidiq Jember Tanwirul Hija Nadzam Safinatun Naja, karya Ahmad bin Shidiq bin Abdullah al-Lasemi al-Pasuruani. Karya ini sudah dicetak dan diterbitkan, adapun tiga nadzam di atas disebutkan oleh Kiyai Ahmad bin Shidiq di dalam Tanwirul Hija. Dan lain-lain. Kandungan Isi Kitab Safinah Sudah dijelaskan di atas bahwa kitab Safinatun Najah adalah sebuah matan ringkas yang padat, berisi perkara-perkara ushuluddin dan fikih yang dibutuhkan oleh awam dan pelajar fikih pemula. Guru kami Syaikh Labib Najib Al-Adani mengatakan bahwa salah satu mubtakarat hal baru yang dihadirkan di kitab Safinatun Najah adalah penulis memulai bab fikihnya dengan tanda-tanda baligh, berbeda dari kebanyakan kitab fikih Syafi’i yang biasanya memulai dengan pembahasan aqsamul miyah Pembagian air. Meskipun pada matan safinah tidak dibagi berdasarkan bab oleh penulisnya, kita bisa mengelompokkan pembahasan safinah pada beberapa bab besar. Akidah Ushuluddin, thaharah, shalat, janaiz, dan zakat. Kemudian Syaikh Nawawi Al-Bantani menambahkan bab shiyam sebagai pelengkap. Selanjutnya syaikh Muhammad bin Ali Ba’athiyah menambahkan bab haji pada matan Safinatun Najah. Pada Bab Akidah, syaikh Salim bin Sumair Al-Hadhrami mencantumkan tiga pasal ringkas, pasal rukun Islam, rukun iman, dan makna kalimat tauhid. Pada Bab Thaharah, penulis memuat pasal tanda-tanda baligh, rukun, syarat dan pembatal wudhu, rukun mandi janabat, pembagian air, tayamum dan najis, dan lain-lain. Pada bab Shalat, penulis memuat pasal syarat sah shalat, rukun shalat, niat dalam shalat, syarat takbiratul ihram, syarat al-Fatihah, syarat-syarat sujud, anggota sujud, pembatal shalat, waktu-waktu shalat, waktu larangan shalat, Jamak, Qashar, shalat Jumat, dan lain-lain. Pada Bab Janaiz penulis memuat pasal tentang hukum terkait jenazah; memandikan, mengkafani, menyalatkan dan menguburkan jenazah, dan lain-lain. Pada bab Zakat penulis hanya memuat jenis-jenis harta yang diwajibkan untuk dikeluarkan zakatnya. Adapun pada bab Shiyam yang merupakan tambahan dari syaikh Nawawi al-Bantani disebutkan pasal syarat sah dan syarat wajib puasa, rukun puasa, qadha dan kaffarah puasa, pembatal puasa, dan lain-lain. Pada bab Haji yang merupakan tambahan dari syaikh Muhammad bin Ali Ba’athiyah disebutkan rukun-rukun Haji, wajib-wajib Haji, sunnah Haji, miqat, sa’i, thawaf, wuquf, dan larangan-larangan ihram. Kelebihan Terjemah Kitab Safinah plus Terjemah Penerbit Zaduna Pada dasarnya memelajari matan-matan ilmu fikih idealnya dilakukan oleh mereka yang punya bekal bahasa Arab dan dipelajari melalui seorang guru, kiai, atau syaikh. Namun karena fikih ini adalah panduan ibadah setiap muslim, sedangkan banyak kaum muslimin terkhusus di Indonesia yang buta bahasa Arab, maka menerjemahkan matan Safinatun Najah bisa jadi salah satu jembatan untuk mengantarkan pemahaman fikih kepada masyarakat awam dan sarana pembantu bagi penuntut ilmu yang belum mumpuni bahasa Arab. Setidaknya terjemah kitab Safinatun Najah terbitan Zaduna memiliki beberapa kelebihan. Pertama, matan kitab Safinatun Najah terjemah terbitan Zaduna dimurajaah dan dita’liq oleh seorang pembelajar fikih Syafi’i yang memelajarinya dari para guru dan syaikh yang mu’tabar di dalam mazhab Syafi’i. Kedua, penerbit menyediakan video penjelasan syarh masail yang disebutkan oleh penulis matan kitab Safinah. Hal ini membantu orang yang memelajarinya untuk memahami pasal-pasal fikih yang disebutkan dengan pemahaman yang benar dan meminimalisir kesalahpahaman. Adanya video syarah matan Safinatun Najah terbitan Zaduna juga menjadi alternatif bagi penuntut ilmu yang tidak mendapatkan guru tempat belajar di daerahnya. Ketiga, penerbit memberikan layanan konsultasi hukum Islam online. Hal yang maklum terjadi bagi pembelajar fikih adalah timbulnya isykalat terhadap matan yang dipelajari. Layanan konsultasi online memudahkan para pembelajar untuk menanyakan isykalat yang didapati ketika memelajari matan kitab Safinah. Keempat, Penerbit menyertakan teks Arab beserta terjemahan. Kelima, penerbit memberikan ruang catatan pada setiap pasalnya agar para pembelajar matan ini dengan mudah menulis faidah atau ta’liq dari guru atau kiai, sehingga tidak perlu lagi memisahkan antara matan dan buku catatan, karena sudah bisa terakomodir dengan space yang disediakan penerbit. Wallahu a’lamu bisshawab Miftahul Ihsan, Pelajar Pemula Fikih Syafi’i/ Beli Kitab Matan Safinah plus Terjemah penerbit Zaduna BELI via WA
Kitab Safinah An Najah kitab karya Syeikh Abdullah bin Sa'ad bin Sumair al Hadhrami, yang membahas mengenai asas-asas fiqh dalam mazhab Syafi’i yang juga mencakup sebagian aspek tauhid dan tasawuf. Beliau adalah seorang ahli fiqh dan tasawwuf yang bermadzhab Syafi’ itu, beliau adalah seorang pendidik yang dikenal sangat ikhlas dan penyabar, seorang qodhi yang adil dan zuhud kepada dunia, bahkan beliau juga seorang politikus dan pengamat militer negara negara Islam. Beliau dilahirkan di desa Dziasbuh, yaitu sebuah desa di daerah Hadramaut Yaman, yang dikenal sebagai pusat lahirnya para ulama besar dalam berbagai bidang ilmu Safinah memiliki nama lengkap “Safinatun Najah Fiima Yajibu `ala Abdi Ii Maulah” perahu keselamatan di dalam mempelajari kewajiban seorang hamba kepada Tuhannya. Kitab ini walaupun kecil bentuknya akan tetapi sangatlah besar setiap Pondok Pesantren atau pengajian di kampung-kampung kitab ini selalu ada untuk di pelajari, bahkan di hafalkan. Dulu di pesantren saya juga ada sistem ngaji yang namanya ngaji sorogan, yaitu kyai memberi arti/makna dan santri besoknya harus menghafalkan yang kyai artikan/maknain dan di setorkan dalam bentuk hafalan. Kitab ini salah satu yang pertama di hafal dalam sistem sorogan di pesantren ini di jadikan kitab fiqih dasar yang pertama di pelajari karena Kitab ini mencakup pokok-pokok agama secara terpadu, lengkap dan utuh, dimulai dengan bab dasardasar syari’at, kemudian bab bersuci, bab shalat, bab zakat, bab puasa dan bab haji yang ditambahkan oleh para ulama ini disajikan dengan bahasa yang mudah, susunan yang ringan dan redaksi yang gampang untuk dipahami serta dihafal. Seseorang yang serius dan memiliki kemauan tinggi akan mampu menghafalkan seluruh isinya hanya dalam masa dua atau tiga bulan atau mungkin lebih sangat pentingnya kitab ini para ulama sampai membuat syarah/penjelasan lebih lanjut dari kitab ini. Ada berbagai kita syarah syafinah Annajah di antaranyaKitab Kasyifatus Saja ala Safinatin NajahKitab Durrotu Tsaminah Hasyiyah ala SafinahKitab Nailur Raja Syarah Safinah NajahKitab Hayah Syarah Safinatun NajahKitab Innarotut tDuja Bitanlwiril Hija Syarah Safinah NajahSyekh Salim bin Abdullah bin Saad bin Sumair Al hadhramiImam Nawawi al-Bantani. بسم لله الرحمن الرحيم الحمدلله رب العالمين ، وبه نستعين على أمور الدنيا والدين ،وصلى لله وسلم على سيدنامحمد خاتم النبيين ،واله وصحبه أجمعين ، ولاحول ولا قوة إلا ب لله العلي العظيم Bismillaahirrohmaanirrohiim. Alhamdulillaahi Robbil 'Aalamin. Wabihii Nasta'iinu 'Alaa Umuuriddunyaa Waddiini. Washollallaahu 'Alaa Sayyidinaa Muhammadin Khootamannabiyyiina Wa Aalihii Washohbihii Ajma'iina. Walaa Hawla Walaa Quwwata Illaa Billaahil'aliyyil 'Azhiim. Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih Maha Penyayang . Segala puji bagi Allah Tuhan seluruh alam . Dan dengannya kami mohon pertolongan atas segala urusan dunia dan agama . Dan Allah bersholawat atas junjungan kita Muhammad penutup para Nabi dan atas keluarganya dan sahabatnya semua . Dan tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi Maha Agung. fasal 1 Rukun Islam فصل أركان الإسلام خمسة شھادة أن لاإله إلالله وأن محمد رسول لله، وإقام الصلاة، .إيتاء الزكاة، و صوم رمضان، وحج البيت من استطاع إليه سبيلا Arkaanul Islaami Khomsatun Syahaadatu An Laa Ilaaha Illallaahu Wa Annna Muhammadan Rosuulullaahi, Wa Iqoomushsholaati, Wa Iitaauzzakaati, Wa Shoumu Romadhoona, Wa Hijjul Baiti Man Istathoo'a Ilaihi Sabiilan. Rukun islam itu ada lima perkara 1. Bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah 2. Mendirikan shalat 3. Mengeluarkan zakat 4. Shaum pada bulan Ramadhan 5. Naik haji bagi yang mampu fasal 2 Rukun Iman ،فصل أركان الإيمان ستة أن تؤمن بالله، وملائكته، وكتبه، ورسوله، وباليوم الآخر ، وبالقدر خيره وشره من لله تعالى Arkaanul Iimaani Sittatun An Tu'mina Billaahi, Wa Malaaikatihi, Wa Kutubihi, Wa Rusulihi, Walyaumil Aakhiri, Wabilqodari Khoyrihi Wasyarrihi Minalaahi Ta'aalaa. Rukun iman itu ada enam perkara 1. Beriman Kepada Allah SWT. 2. Beriman Kepada Makaikat Allah SWT. 3. Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah SWT. 4. Beriman Kepada Rasul-Rasul Allah SWT. 5. Beriman Kepada Hari Kiamat/Hari Akhir 6. Beriman kepada qadha dan qadar yang baik dan yang buruk dari Allah swt fasal 3 Makna Laa Illahaaha Illallaah "لاإله إلالله" فصل ومعنى لاإله إلالله لامعبود بحق في الوجود إلا لله Wama'naa Laa Ilaaha Illallaahu Laa Ma'buda Bihaqqin Fil Wujuudi Illallaahu . Makna Laa ilaha illallaah adalah bahwa tiada yang patut disembah secara haq didalam keberadaannya kecuali hanya Allah. fasal 4 Tanda-tanda Balighفصل علامات البلوغ ثلاث تمام خمس عشرة سنه في الذكروالأنثى، والاحتلام في الذكروالأنثى لتسع سنين، و الحيض في الأنثى لتسع سنين'Alaamaatul Buluughi Tsalaatsun Tamaamu Khomsa 'Asyarota Sanatan Fidzdzakari Wal Untsaa , Wal Ihtilaamu Fidzdzakari Wal Untsaa Litis'i Siniina , Wal Haidhu Fil Untsaa Litis'i Siniina .Tanda-tanda baligh ada 3 perkara 1. Sempurna umur 15 tahun bagi laki-laki dan perempuan 2. Keluar air mani pada laki-laki dan perempuan pada umur 9 tahun 3. Haid bagi perempuan pada umur 9 tahunfasal 5 Syarat Bersuci / Beristinja' Dengan Batu فصل شروط إجزاء الحَجَرْ ثمانية أن يكون بثلاثة أحجار، وأن ينقي المحل، وأن لا يجفالنجس، ولا ينتقل، ولا يطرأ عليه آخر، ولا يجاوز صفحته وحشفته، ولا يصيبه ماء، وأن تكون الأحجار طاھرة Syuruuthul Ijzai Alhajari Tsamaaniyatun An Yakuuna Bitsalaatsati Ahjaarin , Wa An Yunqiya Al-Mahalla , Wa An Laa Yajiffa An-Najisu , Walaa Yantaqila , Walaa Yathroa 'Alaihi Aakhoru , Walaa Yujaawiza Shofhatahu Wahasyafatahu , Walaa Yushiibahu Maaun , Wa An Laa Takuuna Al-Ahjaaru Thoohirotan . 1. Bersuci dengan 3 batu 2. Harus sampai bersih yang terkena najis 3. Jangan terlanjur kering najisnya 4. Jangan berpindah najisnya 5. Jangan terkena najis yang lain 6. Najisnya jangan melewati pantat dan dzakar 7. Jangan terkena air najisnya 8. Semua batu yang digunakan harus suci fasal 6 Fardhu Wudlu فصل فروض الوضوء ستة الأولالنية، الثاني غسل الوجه، الثالث غسل اليدين معالمرفقين، الرابع مسح شيء من الرأس، الخامس غسل الرجلين مع الكعبين، السادس الترتيب Furuudh Al-Wudhuui Sittatun Al-Awwalu Anniyyatu , Ats-Tsaani Ghoslu Al-Wajhi , Ats-Tsaalitsu Ghoslu Al-Yadaini Ma'a Al-Mirfaqoini , Ar-Roobi'u Mashu Syaiin Min Ar-Ro'si , Al-Khoomisu Ghoslu Ar-Rijlaini Ilaa Al-Ka'baini , As-Saadisu At-Tartiibu . Fardhu Wudlu Ada Tujuh 1. Niat 2. Membasuh wajah 3. Membasuh kedua tangan sampai siku 4. Mengusap bagian dari kepala 5. Membasuh kedua kaki sampai mata kaki 6. Tertib berurutan dari awal sampai akhir fasal 7 Niat فصل النية قصد الشيء مقترنا بفعله، ومحلھا القلب، والتلفظ بھا سنة، ووقتھا عند غسل أول جزء من الوجه ، والترتيب أن لا يقدم عضو على عضو Wanniyyatu Qoshdu Asy-Syaii Muqtarinan Bifi'lihi . Wa Mahalluhaa Al-Qolbu . Wattalaffuzhu Bihaa Sunnatun . Wa Waqtuhaa 'Inda Ghosli Awwali Juz'in Minal wajhi . Wattartiibu An Laa Tuqoddima 'Udhwan 'Alaa 'Udhwin . 1. Niat adalah bermaksud/menyengaja melakukan suatu hal dibarengi dengan mengerjakan hal tersebut, 2. Tempatnya niat adalah di Mengucapkan Niat secara lisan hukumnya adalah sunnah4. Dalam wudlu waktu niat adalah ketika membasuh muka 5. Tertib adalah berurutan, tidak mendahulukan anggota wudlu yang seharusnya diakhirkan dan sebaliknya. fasal 8 Air Untuk Thaharah Bersuciفصل الماء قليل وكثير القليل مادون القلتين، والكثير قلتان فأكثر. القليل يتنجس بوقوعالنجاسة فيه وإن لم يتغير. والماء الكثير لا يتنجس إلا إذا تغيرطعمه أو لونه أو ريحه Almaau Qoliilun Wa Katsiirun . Al-Qoliilu Maa Duunal Qullataini . Walkatsiiru Qullataani Fa Aktsaru. Al-Qoliilu Yatanajjasu Biwuquu'innajaasati Fiihi Wain Lam Yataghoyyar. Wamaaul katsiiru Laa Yatanajjasu Illaa Idzaa Taghoyyaro Tho'muhu , Aw Lawnuhu , Aw Riihuhu .. 1. Air sedikit Qolil, yaitu air yang kurang dari 2 qulah. Air sedikit akan menjadi mutanajis apabila terkena najis, walaupun warna, rasa dan baunya tidak berubah2. Air banyak Katsir, yaitu air yang banyaknya 2 qulah atau lebih. Air banyak tidak menjadi mutanajis walau terkena najis, kecuali berubah warna, rasa dan baunya fasal 9 Hal-hal yang Menyebabkan Adus Mandi Wajib فصل موجبات الغسل ستة إيلاج الحشفة في الفرج، وخروج المنى، والحيض، والنفاسو، الولادة، والموت Muujibaatul Ghusli Sittatun Iilaajul Hasyafati Fil Farji , Wakhuruujul Maniyyi , Wal Haidhu , Wannifaasu , Wal Wilaadatu , Wal Mautu . 1. Memasukkan hasyafah ke dalam farji kimpoi2. Keluar air mani3. Haid4. Nifas5. Melahirkanfasal 10 Fardhu Adus Mandi Wajib فصل فروض الغسل اثنان النية، وتعميم البدن بالماء Furuudhul Ghusli Itsnaani Anniyyatu , Wata'miimul Badani Bil Maa'i . 1. Niat2. Menyiramkan air ke seluruh bagian tubuh. fasal 11 Syarat-syarat Wudlu فصل شروط الوضوء عشرة الإسلام، والتمييز، والنقاء عن الحيض، والنفاس، وعما يمنع، وصول الماء إلى البشرة، وأن لا يكون على العضو ما يغير الماء، والعلم بفرضيته، وان لايعتقد فرضا من فرؤضه سنة، والماء الطھو، ودخول الوقت، والموالاة لدائم الحدث Syuruuthul Wudhuui 'Asyarotun Al-Islamu , Wattamyiizu , Wannaqoou 'Anil Haidhi Wannifaasi Wa'an Maa Yamna'u Wushuulal Maai Ilal Basyaroti , Wa An Laa Yakuuna 'Alal 'Udhwi Maa Yughoyyirul Maa-a , Wal'ilmu Bifardhiyyatihi , Wa An Laa Ya'taqida Fardhon Min Furuudhihi Sunnatan , Wal Maau Ath-Thohuuru , Wadukhuulul Waqti , Wal Muwaalatu Lidaaimil Hadatsi . 1. Islam2. Tamyiz3. Bersih dari haid4. Bersih dari nifas5. Bersih dari hal yang menghalangi datangnya air ke kulit misalnya tato dll 6. Jangan ada barang yang bisa merubah air najis dll 7. Mengetahui fardhu wudlu8. Jangan bertekad/berpikir satu/sebagian dari fardhu wudlu adalah sunah 9. Menggunakan air yang mensucikan 10. Harus Masuk waktu shalat bagi orang yang da’imul hadats selalu berhadats fasal 12 Hal-hal yang Membatalkan Wudlu فصل نوا قض الوضوء أربعة أشياء الأول الخارج من أحد السبيلين من قبل أو دبر ريحأو غيره إلا المنى، الثاني زوال العقل بنوم أو غيره إلا نوم قاعد ممكن مقعده منالأرض، الثالث التقاء بشرتي رجل وامرأة كبيرين من غير حائل، الرابع مس قبلالآدمي أو حلقة دبره ببطن الراحة أو بطون الأصابع Nawaaqidul Wudhuui Arba'atu Asyyaa-a Al-Awwalu Al-Khooriju Min Ihdassabilaini Minal Qubuli Wadduuri Riihun Aw Ghoyruhu Illal Maniyya , Ats-Tsaani Zawaalul 'Aqli Binaumin Aw Ghoyrihi Illaa Nauma Qoo'idin Mumakkanin Maq'adahu Minal Ardhi , Ats-Tsaalitsu Iltiqoou Basyarotai Rojulin Wamroatin Kabiiroini Ajnabiyyaini Min Ghoyri Haailin , Ar-Roobi'u Massu Qubulil Aadamiyyi Aw Halqoti Duburihi Bibathnil Kaffi Aw Buthuunil Ashoobi'i 1. Ada yang keluar dari salah satu lubang qubul atau dubur baik berupa angin atau benda lainnya kecuali air mani. 2. Hilang akal karena tidur atau hal lainnya, kecuali tidur yang menetapkan pantatnya ke tanah. 3. Saling bersentuhan kulit secara langsung antara laki-laki dan perempuan yang sudah baligh keduanya, dan bukan muhrim. 4. Mengusap qabul atau lingkaran dubur dengan telapak tangan atau jari bagian dalam. fasal 13 Hal-hal yang Haram Dilakukan Ketika Tidak SuciHal-hal yang Haram Dilakukan Oleh Orang yang Tidak Mempunyai Wudluفصل من انتقض وضوؤه حرم عليه أربعه أشياء الصلاة، والطواف، ومس المصحف، وحمله Man Intaqodho wudhuu-uhu Haruma 'Alaihi 'Arba'atu Asyyaaa Ash-Sholaatu , Wath-Thowaafu , Wamassul Mush-hafi , Wahamluhu . Hal-hal yang Haram Dilakukan Oleh Orang yang Tidak memiliki Wudlu 1. Haram shalat 2. Haram tawaf 3. Haram menyentuh Al-Quran 4. Haram membawa Al-Quran Hal-hal yang Haram Dilakukan Oleh Orang yang Junub Hadast Besar ويحرم على الجنب ستة أشياء الصلاة، والطواف، ومس المصحف، وحمله، واللبث في المسجد، وقراءة القرآن Wayahrumu 'Alal Junubi Sittatu Asyyaa-a Ash-Sholaatu , Wath-Thowaafu , Wamassul Mush-hafi , Wahamluhu , Wallubtsu Fil Masjidi , Waqirooatul Qur-aani Biqoshdil Qur-aani Hal-hal Haram Bagi Orang yang Junub yang Memiliki Hadast Besar 1. Haram shalat 2. Haram tawaf 3. Haram menyentuh Al-Quran 4. Haram membawa Al-Quran 5. Haram diam di dalam masjid 6. Haram membaca Al-Quran Hal-hal yang Haram Dilakukan Oleh Orang yang Haid ويحرم بالحيض عشرة أشياء الصلاة، والطواف، ومس المصحف، وحمله، واللبث في المسجد، وقراءة القرآن، والصوم، والطلاق، والمرور في المسجد إن خافت تلويثه، والاستمتاع بما بينالسرة والركبة Wayahrumu Bilhaidhi 'Asyarotu Asyyaa-a Ash-Sholaatu , Wath-Thowaafu , Wamassul Mush-hafi , Wahamluhu , Wallubtsu Fil Masjidi , Waqirooatul Qur-aani Biqoshdil Qur-aani , Wash-Shoumu , Wath-Tholaaqu , Walmuruuru Fil Masjidi In Khoofat Talwiitsahu , Wal Istimnaa'u Bimaa Bainassurroti Warrukbati Hal-hal yang Haram Dilakukan Oleh Orang yang Haid 1. Haram shalat 2. Haram tawaf 3. Haram menyentuh Al-Quran 4. Haram membawa Al-Quran 5. Haram diam di dalam masjid6. Haram membaca Al-Quran 7. Haram berpuasa 8. Haram thallaq 9. Haram lewat/berjalan di dalam masjid 10. Bersenang-senang jima/lainnya antara pusar an lututfasal 14 Sebab-sebab melakukan Tayamum فصل أسباب التيمم ثلاثة فقد الماء، والمرض، والاحتياج إليه لعطش حيوان محترمغير المحترم ستة تارك الصلاة، والزاني المحصن، والمرتد، والكافر الحربي، والكلب العقور، والخنزير Asbaabuttayammumi Tsalaatsatun Faqdul Maa-i , Walmarodhu , Wal Ihtiyaaju Ilaihi Li'athosyi Hayawaanin Muhtaromin . Waghoyrul Muhtaromi Sittatun Taarikush-Sholaati , Wazzaanil Muhshonu , Walmurtaddu , Walkaafirul Harbiyyu , Walkalbul 'Aquuru , Walkhinziiru . 1. Tidak ada air 2. Sakit 3. Ada air tapi air tersebut diperlukan untuk keperluan minum manusia/hewan yang dimuliakan, kecuali • Orang yang meninggalkan shalat • Orang yang zinah mukhshon • Orang murtad • Orang kafir harbi • Anjing galak • Babi fasal 15 Syarat-syarat Tayamum فصل شروط التيمم عشرة أن يكون بتراب، وان يكون التراب طاھرا، وأن لا يكون مستعملا، و وأن لا يخالطه د قيق ونحوه، وأن يقصده، وأن يمسح وجھه، ويديه بضربتين، وأن يزيل النجاسة أولا، وأن يجتھد في القبلة قبله، وأن يكون التيمم بعد دخول الوقت، وأن يتيمم لكل فرض Syuruuthu At-Tayammumi 'Asyarotun An Yakuuna Bituroobin , Wa An Yakuunatturoobu Thoohiron , Wa An Laa Yakuuna Musta'malan , Wa An Laa Yukhoolithuhu Daqiiqun Wanahwuhu , Wa An Yaqshidahu , Wa An Yamsaha Wajhahu Wayadaihi Bidorbataini , Wa An Yuziilannajaasata Awwalan , Wa An Yajtahida Fil Qiblati Qoblahu , Wa An Yakuunattayammumu Ba'da Dukhuulil Waqti , Wa An Yatayammama Likulli Fardhin . 1. Menggunakan tanah 2. Tanahnya harus suci 3. Jangan menggunakan tanah musta’mal tanah yang telah digunakan thaharah 4. Tanahnya jangan tercampur tepung atau yang lainnya 5. Niat tayamum 6. Mengusap muka dan dua tangan sebanyak 2 tepukan dua kali mengambil tanah 7. Harus membersihkan dulu najis sebelum Ijtihad mencari kiblat 9. Tayamum dilakukan setelah masuk waktu shalat 10. Tayamum dilakukan setiap waktu shalat satu kali tayamum untuk satu kali shalat fasal 16 Fardhu Tayamum فصل فروض التيمم خمسة الأول نقل التراب، الثاني النية، الثالث مسح الوجه، الرابع مسح اليدين إلى المرفقين، الخامس الترتيب بين المسحتين Furuudhuttayammumi Khomsatun Al-Awwalu Naqlutturoobi , Ats-Tsaani Anniyyatu , Ats-Tsaalitsu Mashul Wajhi , Ar-Roobi'u Mashul Yadaini Ilal Mirfaqoini Al-Khoomisu At-Tartiibu Bainal Mashataini . 1. Memindahkan tanah ke tangan 2. Niat 3. Mengusap wajah 4. Mengusap kedua tangan sampai siku 5. Tertib berurutan antara 2 usapan fasal 17 Hal-hal yang Membatalkan Tayamum فصل مبطلات التيمم أربعة ما أبطل الوضوء، والردة، وتوھم الماء إن تيمم لفقده و الشك Mubthilaatuttayammumi Tsalatsatun Maa Abtholal Wudhuu-a , Warriddatu , Watawahhumul Maa-i In Yatayammama Lifaqdihi 1. Hal-hal yang membatalkan wudlu2. Murtad 3. Menyangka ada air, apabila tayamum akibat tidak ada air. fasal 18 Najis yang Menjadi Suci فصل الذي يظھر من النجاسة ثلاثة الخمر إذا تخللت بنفسھا، وجلد الميتة إذا دبغ، وما صارا حيوانا Alladzii Yathhuru Minannajaasaati Tsalaatsatun Al-Khomru Idzaa Takhollalat Binafsiha , Wajildul Maytati Idzaa Dubigho , Wa Maa Shooro Hayawaanan . 1. Arak yang berubah menjadi cuka dengan sendirinya. 2. Kulit bangkai yang “disamak”3. Barang yang menjadi hewan tersebut seperti belatung pada bangkai fasal 19 Jenis-jenis Najis فصل النجاسة ثلاثه مغلظة، ومخففة، ومتوسطة، المغلظة نجاسة الكلب والخنزير وفرع أحدھما، والمخففة بول الصبي الذي لم يطعم غير اللبن ولم يبلغ الحولين، والمتوسطة سائر النجاسات Annajaasaatu Tsalaatsun Mughollazhotun , Wa Mukhoffafatun , Wa Mutawassithotun . Wal Mughollazhotu Najaasatul Kalbi Wal Khinzhiiri Wafar'i Ahadihima . Wal Mukhoffafatu Baulushshobiyyi Alladzii Lam Yath'am Ghoyrollabani Walam Yablughil Haulaini . wal Mutawassithotu Saairunnajaasaati . Najis itu ada tiga 1. Mughalladhah najis berat najis anjing dan babi serta anak-anaknya 2. Mukhaffafah najis ringan air kencing anak laki-laki yang belum makan apapun kecuali ASI dan belum berumur 2 tahun 3. Mutawassithah najis sedang selain najis-najis diatas fasal 20 Cara Bersuci dari Najis فصل المغلظة تطھربسبع غسلات بعد إزالة عينھا إحداھن بتراب، والمخففة تطھر برش الماء عليھا مع الغلبة وإزالة عينھا، والمتوسطة تنقسم إلى قسمين عينية وحكميه، العينية التي لھا لون وريح وطعم فلا بد من إزالة لونھا وريحھا وطعمھا، والحكمية التي لا لون لھا ولا ريح ولاطعم لھا يكفيك جري الماء عليھا Al-Mughollazhotu Tathhuru Bighoslihaa Sab'an Ba'da Izaalati 'Ainihaa Ihdaahunna Bituroobin . Wal Mukhoffafatu Tathhuru Birosysyil Maa-i 'Alaihaa Ma'al Gholabati Waizaalati 'Ainihaa .Wal Mutawassithotu Tanqosimu Ilaa Qismaini 'Ainiyyatun Wa Hukmiyyatun .Al'Ainiyyatu Allatii Lahaa Launun Wa Riihun Wa Tho'mun Falaa Budda Min Izaalati Launihaa Wa RiihahaaWa Tho'mihaa .Wal Hukmiyyatu Allatii Laa Launa Walaa Riiha Walaa Tho'ma Kafaa Jaryul Maa-i 'Alaihaa. Cara bersuci dari najis 1. Mughalladhah najis besar Membasuh yang terkena najis sebanyak 7 kali, setelah membuang najisnya dan salah satunya dicampur dengan tanah yang suci. 2. Mukhaffafah najis ringan menyipratkan/mengalirkan air ke najis tersebut serta membersihkan dan membuang najis Mutawassithah najis sedang ada dua jenis • Najis ain najis yang jelas bentuk, bau dan rasanya. Cara memnyucikannya dengan membuang warna, bau dan rasa najis tersebut.• Najis hukum najis yang tidak memiliki warna, bau dan rasa. Cara mensucikannya dengan mengalirkan air ke najis tersebut. fasal 21 Waktu Haid, Waktu Suci Antara 2 Haid, Waktu Nifas فصل أقل الحيض يوم وليله، وغالبة ستة أوسبع، وأكثره خمسة عشرة يوما بلياليھا Aqollul Haidhi Yaumun Wa Lailatun Wa Ghoolibuhu Sittun Aw Sab'un Wa Aktsaruhu Khomsata 'Asyaro Yauman Bilayaaliihaa . Waktu Haid • Paling sebentar, yaitu sehari semalam • Ghalibnya selama 6 atau 7 hari• Paling lama, yaitu 15 hari 15 malam. أقل الطھر الطھر الحيضتين خمسة عشرة يوما، وغالبه أربعة وعشرون يوما أو ثلاثة وعشرون يوما، ولاحد لأكثرة Wa Aqolluth-Thuhri Bainal Haidhotaini Khomsata 'Asyaro Yauman Walaa Hadda Liaktsarihi . Waktu Suci Antara 2 Haid • Paling sebentar, yaitu 15 hari • Ghalibnya selama 23 atau 24 hari • Paling lama, tidak ada batasan أقل النفاس مجة وغالبة أربعون يوما وأكثرة ستون يوما Aqollun-Nifaasi Majjatun Wa Ghoolibuhu Arba'uuna Yauman Wa Aktsaruhu Sittuuna Yauman . Waktu Nifas • Paling sebentar, sekali meludah • Ghalibnya selama 40 hari• Paling lama, yaitu 60 hari fasal 22 Udzurnya shalat فصل أعذار الصلاة اثنان النوم، والنسيان A'dzaarush-Sholaati Itsnaani An-Naumu Wannisyaanu 1. Karena tidur 2. Karena lupa fasal 23 Syarat-syarat Shalat فصل شروط الصلاة ثمانية طھارة الحدثين الأصغر والأكبر، والطھارة عن النجاسة في الثوب والبدن والمكان، وستر العورة، واستقبال القبلة، ودخول الوقت، والعلم بفريضتة، وأن لايعتقد فرضا من فروضھا سنة، واجتناب المبطلات Syuruuthush-Sholaati Tsamaaniyyatun Ath-Thohaarotu 'Anil Hadatsaini Al-Ashghori Wal Akbari , Wath-Thohaarotu 'Aninnajaasati Fits-tsaubi Walbadani Wal Makaani , Wasatrul 'Auroti , Wastiqbaalul Qiblati , Wadukhuulul Waqti , Wal'ilmu Bifardhiyyatihaa , Wa An Laa Ya'taqida Fardhon Min Furuudhihaa Sunnatan , wajtinaabul Mubathilaati . 1. Suci dari dua hadast 2. Suci dari najis pada pakaian, badan dan tempat shalat 3. Menutup aurat 4. Menghadap kiblat 5. Masuk waktu shalat 6. Mengetahui fardhu shalat 7. Tidak bertekad/menganggap salah satu dari fardhu shalat adalah sunnah 8. Menjauhi hal-hal yang membatalkan shalat Hadats الأحداث اثنان أصغر، وأكبر فالأصغر ماأوجب الوضوء، والأكبر ماأوجب الغسل Al-Ahdatsu Itsnani Ashghoru Wa Akbaru , Al-Ashghoru Maa Awjabal Wudhuua Wal Akbaru Maa Awjabal Ghosla . Hadats 1. Hadats kecil yang mewajibkan wudlu 2. Hadats besar yang mewajibkan adus/mandi wajib Aurat ... العورات أربع عورة الرجل مطلقا والأمة في الصلاة ما بين السرة والركبة ... Al-'Aurootu Arba'un 'Auroturrojuli Muthlaqon Wal Amati Fishsholaati Maa Bainassurroti Warrukbati , Wa 'Aurotul Hurroti Fishsholaati Jamii'u Badanihaa Maa Siwal wajhi Wal Kaffaini Wa 'Aurotul Hurroti Wal Amati 'Indal Ajaanibi Jamii'ul Badani Wa 'Inda Mahaarimihaa Wannisaai Maa Bainassurroti Warrukbati . Aurat 1. Aurat laki-laki mutlak dan dalam shalat, yaitu antara pusar dan lutut 2. Aurat perempuan merdeka pada waktu shalat aalah seluruh anggota tubuh kecuali muka dan telapak tangan 3. Aurat perempuan merdeka dan budak di hadapan laki-laki lain yg bukan muhrimnya adalah seluruh anggota badan 4. Dan apabila di depan muhrimnya atau sama-sama perempuan maka auratnya antara pusar dan lutut fasal 24 Rukun Shalat فصل أركان الصلاة سبعة عشر الأول النية، الثاني تكبيرة الإحرام، الثالث القيام على القادر في الفرض، الرابع قراءة الفاتحة، الخامس الركوع، السادس الطمأنينة فية، السابع الإعتدال، الثامن الطمأنينة فيه، التاسع السجود مرتين، العاشر الطمأنينة فية، الحادي عشر الجلوس بين السجدتين، الثاني عشر الطمأنينة فية، الثالث عشر التشھد الأخير، الرابع عشرالقعود فيه، الخامس عشر الصلاة على النبي صلى لله عليه وسلم، السادس عشر السلام، السابع عشر الترتيب Arkaanushsholaati Sab'ata 'Asyaro Al-Awwalu Anniyyatu , Ats-Tsaani Takbiirotul Ihroomi , Ats-Tsaalitsu Al-Qiyaamu 'Alal Qoodiri , Ar-Roobi'u Qirooatul Faatihati , Al-Khoomisu Ar-Rukuu'u , As-Saadisu Aththuma'niinatu Fiihi , As-Saabi'u Al-'Itidaalu , Ats-Tsaaminu Aththuma'niinatu Fiihi , At-Taasi'u Assujuudu Marrotaini , Al-'Aasyiru Aththuma'niinatu Fiihi , Al-Haadi 'Asyaro Aljuluusu Bainassajadataini ,Ats-Tsaani 'Asyaro Aththuma'niinatu Fiihi Ats-Tsaalitsu 'Asyaro Attasyahhudul Akhiiru , Ar-Roobi'u 'Asyaro Alqu'uudu Fiihi , Al-Khoomisu 'Asyaro Ashsholaatu 'Alannabiyyi Shollallaahu 'Alaihi Wasallama Fiihi , As-Saadisu 'Asyaro Assalaamu , As-Saabi'u 'Asyaro Attartiibu . Rukun Shalat ada 17 1. Niat 2. Takbiratul ihram3. Berdiri bagi yang mampu4. Membaca Al-Fatihah5. Rukuk6. Tuma’ninah pada waktu rukuk7. I’tidal8. Tuma’ninah pada waktu I’tidal9. Sujud 10. Tuma’ninah pada waktu sujud 11. Duduk diantara dua sujud 12. Tuma’ninah pada waktu duduk diantara dua sujud 13. Tasyahud akhir 14. Duduk pada saat tasyahud akhir 15. Membaca shalawat Nabi SAW16. Salam 17. Tertib fasal 25 Kedudukan Hukum Niat Dalam Shalat فصل النيه ثلاث درجات إن كانت الصلاة فرضا وجب قصد الفعل والتعيين والفرضية، وإن كانت نافلة مؤقتة كراتبة او ذات سبب وجب قصد الفعل والتعيين، وان كانت نافلة مطلقة وجب قصد الفعل فقط Anniyyatu Tsalaatsu Darojaatin , In Kaanatishsolaatu Fardhon Wajaba Qoshdul Fi'li Watta'yiinu Wal Fardhiyyatu , Wain Kaanat Naafilatan Muaqqotatan Aw Dzata Sababin Wajaba Qoshdul Fi'li Watta'yiinu , Wain Kaanat Naafilatan Muthlaqon Wajaba Qoshdul Fi'li Faqoth . 1. Manakala shalat fardhu maka wajib bermaksud mengerjakan, menentukan jenis shalat dan menerangkan kefardhuannya 2. Manakala shalat sunnah yang terbatas waktu seperti shalat rawatib atau shalat sunnah yang terikat sebab maka wajib bermaksud/menyengaja mengerjakan dan menentukan shalat 3. Manakala shalat sunnah mutlak, maka hanya wajib bermaksud/menyengaja mengerjakannya saja الفعل أصلي، والتعيين ظھرا أوعصرا، و الفرضية فرضا Al-Fi'lu Usholli , Watta'yiinu Zhuhron Aw 'Ashron , Wal Fardhiyyatu Fardhon . Adapun Al-Fi’lu bermaksud/menyegaja yaitu kalimat Ushalli Aku shalat, dan ta’yin menentukan jenis shalat yaitu kalimat Dzuhur atau Ashar, dan fardhiyah yaitu kalimat Fardhon fasal 26 Syarat Takbiratul Ihram فصل شروط تكبيرة الإحرام ستة عشرة أن تقع حالة القيام في الفرض، وأن تكون بالعربيه، وأن تكون بلفظ الجلالة وبلفظ أكبر، والترتيب بين اللفظتين، وأن لايمد ھمزة الجلالة، وعدم مد باء أكبر، وأن لا يشدد الباء، وأن لايزيد واواً ساكنة أو متحركة بين الكلمتين، وأن لايزيد واوا قبل الجلالة، وأن لايقف بين كلمتي التكبير وقفة طويلة، ولا قصيرة، وأن يسمع نفسة جميع حروفھا، ودخول الوقت في المؤقت وإيقاعھا حال الإستقبال، وأن لا يخل بحرف من حروفھا، وتأخير تكبيرة المأموم عن تكبيرة الإمام Syuruuthu Takbiirotil Ihroomi Sittata 'Asyaro An Taqo'a Haalatal Qiyaami Fil Fardhi , Wa An Takuuna Bil 'Arobiyyati , Wa An Takuuna Bilafzhil Jalaalati Wabilafzhi Akbaru , Wattartiibu Bainallafzhoini , Wa An Laa Yamudda Hamzatal Jalaalati , Wa 'Adamu Maddi Baa-i Akbaru , Wa An Laa Yusyaddidal Baa-a , Wa An Laa Yaziida Waawan Saakinatan Aw Mutaharrikatan Bainal Kalimataini , Wa An Laa Yaziida Waawan Qoblal Jalaalati , Wa An Laa Yaqifa Baina Kalimataittakbiiri Waqfatan Thowiilatan Walaa Qoshiirotan , Wa An Yusmi'a Nafsahu Jamii'a Huruufiha Wadukhuulul Waqti Fil Muwaqqoti Wa Iiqoo'uhaa Haalal Istiqbaali , Wa An Laa Yukhilla Biharfin Min Huruufihaa , Wata'khiiru Takbiirotil Ma'muumi 'An Takbiirotil Imaami . 1. Harus dibaca pada posisi berdiri pada shalat fardhu 2. Harus menggunakan B. Arab 3. Harus dengan lafadz jalalah “الله”4. Harus dengan lafadz Akbar 5. Tertib antara dua lafadz tersebut 6. Tidak boleh memanjangkan “hamzah” pada lafadz Allah 7. Tidak boleh memanjangkan “ba” pada lafadz Akbar 8. Tidak boleh mentasydidkan “ba” pada lafadz Akbar 9. Tidak boleh menambahkan “wa” mati atau memanjangkan huruf diantara dua lafadz 10. Tidak boleh menambahkan “wa” pada awal lafadz Allah11. Tidak boleh berhenti lama atau sebentar diantara lafadz Allah dan Akbar 12. Seluruh huruf takbiratul ihram harus bisa didengar oleh telinga Mushalli sendiri 13. Harus masuk waktu shalat untuk shalat yang diwaktu-waktu 14. Menghadap kiblat 15. Tidak boleh merusak/merubah salah satu huruf dari huruf-huruf takbiratul Ihram 16. Bila sebagai makmum, takbiratul ihram dilakukan setelah imam. fasal 27 Syarat-syarat Membaca Al-Fatihah Dalam Shalat فصل شروط الفاتحة عشرة الترتيب، والموالاة، ومراعاة حروفھا، ومراعاة تشديداتھا، وأن لا يسكت سكتة طويلة، ولا قصيرة يقصد قطع القراءة، وقراءة كل آياتھا ومنھا البسملة، وعدم اللحن المخل بالمعنى، وأن تكون حالة القيام في الفرض، وأن يسمع نفسة القراءة، وأن لا يتخللھا ذكر أجنبي Syuruuthul Faatihati 'Asyarotun Attartiibu , Wal-Muwaalatu , Wamuroo'atu Huruufihaa , Wamuroo'atu Tasydiidaatihaa , Wa An Laa Yaskuta Saktatan Thowiilatan Walaa Qoshiirotan Yaqshidu Bihaa Qoth'al Qirooati , Wa'adamullahnil Mukhilla Bilma'naa , Wa An Takuuna Haalatal Qiyaami Fil Fardhi , Wa An Yusmi'a Nafsahul Qirooata , Wa An Laa Yatakhollalahaa Dzikrun Ajnabiyyun . 1. Tertib 2. Terus-menerus berurutan 3. Menjaga huruf-hurufnya4. Menjaga tasydid-tasydidnya5. Diantara ayat-ayat Al-Fatihah tidak boleh berhenti lama atau sebentar dengan maksud memotong bacaan6. Membaca semua ayat Al-Fatihah termasuk basmalah termasuk ayat Al-Fatihah7. Tidak boleh ada bacaan yang salah, yang dapat merusak/merubah makna Al-Fatihah 8. Dibaca ketika berdiri pada shalat fardhu9. Seluruh bacaan Al-Fatihah harus terdengar oleh Mushalli sendiri 10. Diantara ayat-ayat Al-Fatihah tidak boleh diselingi dzikir atau hal lainnya. fasal 28 Tasydid Pada Al-Fatihah فصل تشديدات الفاتحة أربع عشرة بسم الله فوق اللام، الرَّحمن فوق الراء، الرَّحيم فوق الراء، الحمد لله فوق لام الجلالة، ربُّ العالمين فوق الباء، الرَّحمن فوق الراء، الرَّحيم فوق الراء، مالك يوم الدِّين فوق الدال، إيَّاك نعبد فوق الياء، إيَّاك نستعين فوق الياء، اھدنا الصِّراط المستقيم فوق الصاد، صراط الَّذين فوق اللام، أنعمت عليھم غير المغضوب عليھم ولا الضَّالِّين فوق الضاد، واللام Tasydiidaatul Faatihati Arba'a 'Asyarota Bismillaahi Fauqollaami , Robbal 'Aalamiina Fauqol Baa-i , Arrohmaani Fauqorroo-i , Arrohiimi Fauqorroo-i , Maaliki Yaumiddiini Fauqoddaali , Iyyaaka Na'budu Fauqol Yaa-i , Waiyyaaka Nasta'iinu Fauqol Yaa-i , Ihdinashshiroothol Mustaqiima Fauqoshsoodi , Shirootolladziina Fauqollaami , An'amta 'Alaihim Ghoyril Maghdhuubi 'Alaihim Waladhdhoolliina Fauqodhdhoodi Wallaami . 1. بسم لله tasydidnya diatas Lam 2. الرَّحمن tasydidnya diatas Ra’ 3. الرَّحيم tasydidnya diatas Ra’ 4. الحمد لله tasydidnya diatas Lam Jalalah5. ربُّ العالمين tasydidnya diatas Ba’ 6. الرَّحمن tasydidnya diatas Ra’ 7. الرَّحيم tasydidnya diatas Ra’ 8. مالك يوم الدِّين tasydidnya diatas Dal 9. إيَّاك نعبد tasydidnya diatas Ya’ 10. إيَّاك نستعين tasydidnya diatas Ya’ 11. اھدنا الصِّراط المستقيم tasydidnya diatas Shad 12. صراط الَّذين tasydidnya diatas Lam 13. أنعمت عليھم غير المغضوب عليھم ولا الضَّالِّين tasydidnya diatas Dal 14. ... dan Lam fasal 29 Sunnah Mengangkat Tangan فصل يسن رفع اليدين في أربعة مواضع عند تكبيرة الإحرام، وعند الركوع، وعند الإعتدال، وعند القيام من التشھد الأول Yusannu Rof'ul Yadaini Fii Arba'ati Mawaadhi'a 'Inda Takbiirotil Ihroomi , Wa'indarrukuu'i , Wa'indal I'tidaali , Wa'indal Qiyaami Minattasyahhudil Awwali 1. Ketika Takbiratul Ihram 2. Ketika rukuk 3. Ketika I’tidal 4. Ketika berdiri dari tasyahud awal fasal 30 Syarat Sujud فصل شروط السجود سبعة أن يسجد على سبعة أعضاء، وأن تكون جبھته مكشوفة، والتحامل برأسة، وعدم الھوى لغيره، وأن لايسجد على شيء يتحرك بحركته، وارتفاع أسافلة على أعالية، والطمأنينة فية Syuruuthussujuudi Sab'atun An Yasjuda 'Alaa Sab'ati A'dhooin , Wa An Takuuna Jabhatuhu Maksyuufatan , Wattahaamulu Biro'sihi , Wa 'Adamul Huwiyyi Lighoyrihi , Wa An Laa Yasjuda 'Alaa Syain Yataharroku Biharokatihi , Wartifaa'u Asaafilihi 'Alaa A'aaliihi , Waththuma'niinatu Fiihi . 1. Harus dengan 7 anggota badan 2. Harus dengan dahi terbuka3. Kepala harus ditekankan ketika meletakkan di tempat sujud 4. Tidak boleh ada tujuan lain ketika membungkuk selain untuk sujud5. Tidak boleh bersujud diatas suatu benda yg bergerak ketika sujud 6. Posisi kepala harus lebih rendah dari pantat 7. Harus tuma’ninah خاتمة أعضاء السجود سبعة الجبھة، وبطون الكفين، والركبتا،ن وبطون الأصابع، والرجلين Khootimatun A'Dhooussujuudi Sab'atun Al-Jabhatu , Wabuthuunul Kaffaini , Warrukbataini , Wabuthuunul Ashoobi'irrijlaini . Anggota Sujud • Dahi • Kedua telapak tangan• Kedua lutut • Jari-jari bagian bawah/dalam kaki fasal 31 Tasyid Pada Tasyahud Akhirفصل تشديدات التشھد إحدى وعشرون خمس في أكمله وستة عشر في أقلة التحيات على التاء والياء، المباركات الصلوات الصلوات الصاد، الطيبات على الطاء والياء، لله على لام الجلالة، السلام على السين، عليك أيھا النبي على الياء والنون والياء، ورحمه الله على لام الجلاله، وبركاته السلام على السين، علينا وعلى عباد الله على لام الجلاله، الصالحين على الصاد، أشھد أن لاإله على لام ألف، إلا الله على لام ألف ولام الجلاله، وأشھدأن على النون، محمدا رسول الله على ميم محمدا وعلى الراء وعلى لام الجلاله Tasydiidaatuttasyahhudi Ihdaa Wa'isyruuna Khomsun Fii Akmalihi Wasittata 'Asyaro Fii Aqollihi . Attahiyyaatu 'Alattaa-i Walyaa-i , Walmubaarokatushsholawaatu 'Alashshoodi , Ath-Thoyyibaatu 'Alaththoo-i walyaa-i , Lillaahi 'Alaa Laamil Jalaalati , Assalaamu 'Alassiini , 'Alaika Ayyuhannabiyyu 'Alalyaa-i Wannuuni Walyaa-i , Warohmatullaahi 'Alaa Laamil Jalaalati , Wabarokaatuhu Assalaamu 'Alassiini , 'Alainaa Wa'alaa 'Ibaadillaahi 'Alaa Laamil Jalaalati , Ash-Shoolihiina 'Alashshoodi , Asyhadu An Laa Ilaaha Illallaahu 'Alaa Lam Alif Walaamil Jalaalati , Wa Asyhadu Anna 'Alannuuni , Muhammadarrosuulullaahi 'Alaa Mimi Muhammadin Wa 'Alarroo-i Wa 'Alaa Laamil Jalaalati . Tasyid-tasyid pada tasyahud ada 21, itu karena ditambah 5 jika dibaca dengan sempurna, dan 16 ada pada bacaan yang paling singkat. Maksudnya bila dibaca dengan sempurna maka tasydidnya ada 21, bila disingkat ada 16 • التحيات tasydidnya diatas Ta’ dan Ya’ • المباركات الصلوات tasydidnya diatas Shad • الطيبات tasydidnya diatas Tha’ dan Ya’• لله tasydidnya diatas Lam Jalalah• السلام tasydidnya diatas Sin • عليك أيھا النبي tasydidnya diatas Ya’ dan Nun • ورحمه لله tasydidnya diatas Lam Jalalah • وبركاته السلام tasydidnya diatas Sin • علينا وعلى عباد الله tasydidnya diatas Lam Jalalah • الصالحين tasydidnya diatas Shad• أشھد أن لاإله tasydidnya diatas Lam Alif karena Idgham • إلا ألله tasydidnya diatas Lam Jalalah • وأشھدأن tasydidnya diatas Nun • محمدا رسول ألله tasydidnya diatas Mim Lafadz “Muhammmad”, Ra’ karena Idgham dan Lam Jalalah fasal 32 Tasydid Pada Minimal Shalawat فصل تشديدات أقل الصلاة على النبي أربع اللھم على اللام والميم، صل على اللام، على محمد على الميم Tasydiidaatu Aqollishsolaati 'Alannabiyyi Shollallaahu 'Alaihi wasallama Tsalaatsun Allaahumma 'Alallaami Wal Miimi , Sholli 'Alallaami , 'Alaa Muhammadin 'Alal Miimi • اللھم tasydidnya diatas Lam Jalalah dan Mim • صل tasydidnya diatas Lam • على محمد tasydidnya diatas Mim fasal 33 Aturan Minimal Salamفصل أقل السلام السلام عليكم، تشديد السلام على السين Aqollussalaami Assalaamu'alaikum . Tasydiidussalaami 'Alassiini Paling pendeknya salam dalam shalat adalah “السلام عليكم” Assalaamu alaikum. Dan tasydidnya terdapat diatas huruf Sin. fasal 34 Waktu Shalat Fardhu فصل أوقات الصلاة خمس أول وقت الظھر زوال الشمس، وآخره مصير ظل الشيء مثله غير ظل الإستواء، وأول وقت العصر إذا صار ظل كل شيء مثلة وزاد قليلا، وآخره غروب الشمس، وأول وقت المغرب غروب الشمس وآخره غروب الشفق الأحمر، وأول وقت العشاء الشفق الأحمر وآخره طلوع الفجر الصادق، وأول وقت الصبح طلوع الفجر الصادق وآخره طلوع الشمس Awqootushsholaati Khomsun Awwalu Waqtizhzhuhri Zawaalusysyamsi Wa Aakhiruhu Mashiiru Zhilli Syaiin Mitslahu Ghoyro Zhillil Istiwaa-i , Wa Awwalu Waqtil 'Ashri Idzaa Shooro Zhillu Kulli Syaiin Mitslahu Wazaada Qoliilan Wa Aakhiruhu Ghuruubusysyamsi , Wa Awwalu Waqtil Maghribi Ghuruubusysyamsi Wa Aakhiruhu Ghuruubusysyafaqil Ahmari , Wa Awwalu Waqtil 'Isyaa-i Ghuruubusysyafaqil Ahmari Wa Aakhiruhu Thuluu'ul Fajrishsoodiqi , Wa Awwalu Waqtishshubhi Thuluu'ul Fajrishshoodiqi Wa Aakhiruhu Thuluu'usysyamsi. 1. Shalat Dhuhur mulai dari tergelincirnya matahari sampai terjadinya panjang bayangan sama persis dengan panjang bendanya. 2. Shalat Ashar mulai saat terjadinya panjang bayangan sama persis dengan panjang bendanya akhir shalat Dhuhur sampai matahari terbenam. 3. Shalat Maghrib mulai dari terbenamnya matahari sampai dengan terbenamnya mega merah 4. Shalat Isya’ mulai dari terbenamnya mega merah hingga terbitnya fajar shadiq 5. Shalat Subuh mulai dari terbitnya fajar shadiq hingga terbit matahari الأشفاق ثلاثة أحمر، وأصفر، وأبيض، الأحمر مغرب، ولأصفر والأبيض عشاء، ويندب تأخير صلاه العشاء إلى أن يغيب الشفق الأحمر والأبيض Al-Asyfaaqu Tsalaatsatun Ahmaru , Wa Ashfaru , Wa Abyadhu . Al-Ahmaru Maghribun Wal-Ashfaru Wal-Abyadhu 'Isyaa-un . Wa Yundabu Ta'khiiru Sholaatil 'Isyaa-i Ilaa An Yaghiibasysyafaqul Ashfaru Wal Abyadhu . Mega ada 3 mega merah, mega kuning danmega putih. Mega merah adalah waktu Maghrib, sedangkan mega kuning dan mega putih itu waktu Isya’. Disunnahkan mengakhirkan shalat Isya’ sampai hilangnya/tenggelamnya mega kuning danmega putih. fasal 35Waktu-waktu Diharamkan Shalatفصل تحرم الصلاة التي ليس لھا سبب متقدم ولا مقارن في خمسة أوقات عند طلوع الشمس حتى ترتفع قدر رمح، وعند الإستواء في غير يوم الجمعة حتى تزول، وعند الإصفرار حتى تغرب، وبعد صلاة الصبح حتى تطلع الشمس، وبعد صلاة العصر حتى تغرب Tahrumushsolaatu Allatii Laisa Lahaa Sababun Mutaqoddimun Walaa Muqoorinun Fii Khomsati Awqootin 'Inda Thuluu'isysyamsi Hattaa Tartafi'a Qodro Rumhin , Wa'indal Istiwaa'i Fii Ghoyri Yaumil Jumu'ati Hattaa Tazuula , Wa'indal Ishfiroori Hattaa Taghruba , Waba'da Sholaatishshubhi Hattaa Tathlu'asysyamsu , Waba'da Sholaatil 'Ashri Hattaa Taghruba . Haramnya shalat yang tidak memiliki sebab yang mendahului atau menyertainya, adapun waktu yang haram untuk shalat ada 5, yaitu 1. Ketika naiknya/terbitnya matahari hingga kira-kira tingginya orang menombak2. Ketika Istiwa’ pas tengah-tengah kecuali hari Jum’at, hingga matahari condong/tergelincir ke barat 3. Ketika matahari kekuning-kuningan hingga terbenamnya matahari4. Setelah shalat Subuh hingga terbit matahari 5. Setelah shalat Ashar hingga matahari terbenam fasal 36 Waktu-waktu Berhenti sejenak Dalam Shalat فصل سكتات الصلاة ستة بين تكبيرة الإحرام ودعاء الإفتتاح، وبين ودعاء الإفتتاح والتعوذ، وبين الفاتحة والتعوذ، وبين آخر الفاتحة وآمين، وبين آمين والسوره، وبين السورة والركوع Saktaatushsolaati Sittun Baina Takbiirotil Ihroomi Wadu'aa-il Iftitaahi, Wabaina Du'aa-il Iftitaahi Watta'awwudzi , Wabainatta'awwudzi Wal Faatihati , Wabaina Aakhiril Faatihati Wa Aamiina , Wabaina Aamiina Wassuuroti , Wabainassuuroti Warrukuu'i . 1. Antara takbiratul Ihram dan doa Iftitah 2. Antara doa Iftitah dan Ta’awudz 3. Antara Al-Fatihah dan Ta’awudz 4. Antara akhir Al-Fatihah dan Amin 5. Antara amin Al-Fatihah dan surah 6. Antara akhir surah dan ruku’ fasal 37 Tempat-tempat yang Diwajibkan Tuma’ninah Dalam Shalat فصل الأركان التي تلزمه فيھا الطمأنينة أربعة الركوع، والإعتدال، والسجود، والجلوس بين السجدتين Al-Arkaanu Allatii Tulzamu Fiihaththuma'niinatu Arba'atun Arrukuu'u , Wali'tidaalu , Wassujuudu , Waljuluusu Bainassajdataini . 1. Rukuk 2. I’tidal 3. Sujud 4. Duduk diantara dua sujud الطمأنينة ھي سكون بعد حركة بحيث يستقر كل عضو محله بقدر سبحان الله Ath-Thuma'niinatu Hiya Sukuunun Ba'da Harkatin Bihaitsu Yastaqirru Kullu 'Udhwin Mahallahu Biqodri Subhaanalloohi . Tuma’ninah adalah diam/tenang setelah bergerak sampai dengan semua anggota badan sudah diam pada tempatnya, kira-kira seukuran membaca lafadz “Subhanalla” fasal 38 Sebab-sebab Sujud Sahwi فصل أسباب سجود السھو أربعة الأول ترك بعض من أبعاض الصلاة أو بعض البعض، الثاني فعل مايبطل عمده ولايبطل سھوه إذا فعله ناسيا، الثالث نقل ركن قولي إلى غير محله، الرابع إيقاع ركن فعلي مع احتمال الزيادة Asbabu Sujuudi As-Sahwi Arba’atun Al-Awwalu Tarqu Ba’din Min Ab’aadu Ash-Shalati Aw Ba’dhi Al-Ba’dhi, Ats-Tsani Fi’lu Maa Yubtilu Amdahu walaa Yubthilu Sahwuhu Idza Fa’aluhu Naasiyan, Ats-Tsalitsu Naqlu Ruknin Qouliyyin Ilaa Ghairi Mahallihi, Ar-Robi’u Iiqo’u Ruknin Fi’liyyin Ma’ahtimaali Az-Ziyadati 1. Meninggalkan bagian atau sebagian dari sunah ab’ad shalat 2. Mengerjakan sesuatu yang apabila dikerjakan dengan sengaja akan membatalkan shalat, tetapi tidak membatalkan jika sedang lupa 3. Memindahkan rukun ucapan ke tempat yang bukan semestinya 4. Mengerjakan rukun yang bersifat fi’liyyah perbuatan dengan dugaan sedang menambah. fasal 39 Sunat Ab’ad Shalat فصل أبعاض الصلاة سبعة التشھد الأول، وقعوده، والصلاه على النبي صلى لله عليه وسلم فيه، والصلاه على الآل التشھد الأخير، والقنوت والصلاة على النبي صلى لله عليه وسلم، وآله فيه Ab’adu Ash-Sholati Sab’atun At-Tasyahudul Al-awwalu, Wa Quu’duhu, Washshalaatu Ala An-Nabiyyi Shollallaahu Alaihi Wasallama Fiihi, Wash-Sholattu Ala Al-Aalihi fi At-Tasyahudi Al-Akhiri, Wal-qunuutu, Washshalaatu Ala An-Nabiyyi Shollallaahu Alaihi Wasallama, Wa Aalihi Wa Shahbihi Fiihi, 1. Tasyahud awal 2. Duduk untuk tasyahud awal 3. Membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW pada tasyahud awal 4. Membaca shalawat kepada keluarga Nabi Muhammad SAW pada tasyahud akhir5. Membaca Qunut 6. Membaca shalawat salam kepada Nabi SAW ketika qunut 7. Membaca shlawat kepada keluarga Nabi SAW ketika qunut fasal 40 Hal yang Membatalkan Shalat فصل تبطل الصلاة بأربع عشرة خصلة بالحدث، وبوقوع النجاسة إن لم تلق حالا من غير حمل، وانكشاف العورة إن لم تستر حالا، والنطق بحرفين أو حرف مفھم عمدا، وبالمفطر عمدا، والأكل الكثير ناسيا، أوثلاث حركات متواليات ولو سھوا، والوثبة الفاحشة والضربة المفرطة، وزيادة ركن فعلي عمدا، والتقدم على إمامه بركنين فعليين، والتخلف بھما بغيرعذر، ونية قطع الصلاة وتعليق قطعھا بشيء، والتردد في قطعھا TabThulu Ash-Sholatu Bi’arba’a Asyarota Khoslatan Bil Hadatsi, Wa Biwuqu’i An-najasati In Lam Tulqo Haalan Min Ghoiri hamlin, Wankisyaafi Al-Auroti In Lam Tustarhaalan, Wan-Nuthqi BiHarfaini aw Harfin Mufhimin Amdan, Wa Bilmufaththiri Amdan, Wal-Akli Al-Katsiri Naasiyan, Wa Tsalaatsati harokaatin Mutawaliyaatin Walau Shawan, Wal-watsbahi Al-Faahitsyati, Wadh-Dhorbati Al-mufrithoti, Wa Ziyadati Ruknin Fi’liyyin Amdan, Wat-taqoddumi Alaa Imaamihi Biruknaini Fi’liyaini, Wat-Tkhollafi Bihimaa Bighoiri Uddzrin, Wan-Niyyati Qoth’i Ash-Sholqati Wata’liiqi Quth’iha Bisyai’in, Wat-taroddudi Fii Qoth’iha. • Hadats• Terkena najis kecuali langsung dibuang najisnya, tanpa dibawa• Aurat terbuka kecuali bila langsung ditutup • Berbicara 2 huruf atau 1 huruf yang bias dipahami • Melakukan hal-hal yang membatalkan puasa secara sengaja • Makan yang banyak sekalipun lupa • Tiga kali bergerak secara berturut-turut walaupun dalam keadaan lupa • Melompat yang terlalu keras • Memukul yang terlalu keras • Menambah rukun yang bersifat fi’liyah secara sengaja • Mendahului imamnya dengan 2 rukun yang bersifat fi’liyah • Tertinggal imam dengan dua rukun yang bersifat fi’liyah tanpa adanya udzur • Niat membatalkan dan menggantungkan shalat karena suatu hal missal, niat jika turun hujan akan membatalkan shalat • Ragu-ragu dalam membatalkan shalat fasal 41 Tempat-tempat yang Diwajibkan Untuk Niat Imamah Bagi Imam فصل الذي يلزم فية نية الإمامة أربع الجمعة، والمعاداة، والمنذورة جماعة، والمتقدمة في المطر Alladzi Yalzamu Fiihi Niyyatu Al-Imaamati Arba’un Al-jum’atu, Wal-Mu’adaatu, Wal-Mandzuurotu Jamaa’atin, Wal-mutaqoddimati Fi Al-Mathori 1. Shalat Jum’at 2. Shalat Mu’adah mengulang shalat berjamah 3. Shalat nadar berjamaah 4. Shalat yang dijamak taqdim karena turun hujan secara berjamaah fasal 42 Syarat Makmum Dalam Mengikuti Imam فصل شروط القدوة أحد عشر أن لايعلم بطلان صلاة إمامة بحدث أو غيرة، وأن لايعتقد وجوب قضائھا عليه، وأن لا يكون مأموما ولا أميا، وأن لايتقدم علية في الموقف، وأن يعلم انتقالات إمامة، وأن يجتمعا في مسجد أو في ثلثمائة ذراع تقريبا، وأن ينوي القدوة أو الجماعة، وأن يتوافق نظم صلاتيھما، وأن لا يخالفه في سنة فاحشة المخالفة، وأن يتابعة Syuruthu Al-Qudwati Ahada Asyaro An laa Ya’lama Buthlaana Sholaati Imaaihi Bihadastin Aw Ghoirihi, Wa An Laa Ya’taqida Wujuubu Qodloihaa Alaihi, Wa An Laa Yakuuna Ma’muuman Wa Laa Ummiyyan, Wa An Laa Yatqoddama Gholaihi Fi Al-Muuqifi, Wa An ya’lamantiqoolati Imaamihi, Wa An Yajtami’aa Fii Masjidin Aw Fii Tsalaatsimiati Diroo’in Taqriiban, Wa An Yanwiya Al-Qudwata Awiljama’ati, Wa An Yatawafaqo Nadhmu Sholaatihimaa, Wa An Laa Yuukholifahu Fii Sunnatin Faahisyati Al-Mukholafati, Wa An Yutaabi’ahu 1. Harus tidak mengetahui bahwa shalatnya imam batal karena hadast atau hal lainnya2. Tidak boleh bertekad gahwa shalatnya harus diulang karena tidak sah 3. Imam tidak boleh menjadi makmum 4. Tidak boleh seorang yang Ummiy tidakbisa membaca dan menulis 5. Makmum tidak boleh lebih depan posisinya dari imam 6. Harus mengetahui perpindahan imam rangkaian shalat 7. Imam dan makmum harus berkumpul alam satu masjid atau kira-kira 300 hira’ bila diluar masjid 8. Maamum harus berniat mengikuti imam atau berjamaah 9. Shalat yang dikerjakan imam dan makmum harus sama urutannya10. Makmum tidak boleh meninggalkan sunnah yang dikerjakan imam, yang kelihatan buruk jika tidak mengikutinya 11. Harus mengikuti imam fasal 43 Ketentuan Mengikuti Imam ada 9 فصل صور القدوة تسع تصح في خمس قدوة رجل برجل، وقدوة امرأه برجل، وقدوة خنثى برجل، وقدوة امرأة بخنثى، وقدوة امرأة بامرأة Shuwaru Al-Qudwati Tis’un Tashihhu Fii Al-Khomsin Qudwatu Rojulin Birojulin, Wa Qudwatu Amroatin Birojulin, Wa Qudwatu Khuntsa Birojulin, Wa Qudwatu Amroatin Bikhunsta, Wa Qudwatu Amroatin Biamroatin, Yang sah ada 5 1. Laki-laki bermakmum kepada laki-laki 2. Perempuan bermakmum kepada laki-laki3. Waria bermakmum kepada laki-laki 4. Perempuan bermakmum kepada waria 5. Perempuan bermakmum kepada perempuan وتبطل في أربع قدوة رجل بامرأة، وقدوة رجل بخنثى، وقدوة خنثى بامرأة، وقدوة خنثى بخنثى Wa Tabthulu Fii Arba’in Qudwatu Rojulin Biamroatin, Wa Qudwatu Rojulin Bikhunsta, Wa Qudwatu Khunsta Biamroatin, Wa Qudwatu Khuntsa bikhunsta. Yang tidak sah ada 4 1. Laki-laki bermakmum kepada perempuan 2. Laki-laki bermakmum kepada waria 3. Waria bermakmum kepada perempuan 4. Waria bermakmum kepada waria fasal 44 Syarat Shalat Jama’ Taqdim فصل شروط جمع التقديم أربعة البداءة بالأولى، ونية الجمع، والموالاة بينھما ودوام العذر Syuruthu Jam’i At-Taqdiimu Arba’atun Al-Budaa-atu Bil Uulaa, Wa Niyatu Al-Jam’i Fiihaa, Wal-Muwaalaatu Bainahuma, Wa Dawaamu Al-Udzrin. • Memulai dengan shalat yang awal/pertama• Niat jamak ketika mengerjakan shalat yang pertama • Berturut-turut langsung antara shalat yang pertama dan kedua • Berlangsungnya udzur halangan fasal 45 Syarat Shalat Jama’ Ta’khir فصل شروط جمع التأخير إثنان نية التأخير وقد بقي من وقت الأولى مايسعھا، ودوام العذر إلى تمام الثانية Syuruthu Jam’i At-Ta’khiiru Istnaani Niyyatu Ta’khiiri Waqodbaqiya Min Waqti Al-Uulaa Maatasya’uuha, Wa Dawamu Al-Udzri Ilaa Tamaami Ats-Tsaniyati. 1. Niat jamak ta’khir ketika masih ada waktu shalat yang pertama, kira-kira cukup untuk mengerjakan shalat yang pertama 2. Berlangsungnya udzur halangan sampai selesai mengerjakan shalat yang kedua fasal 46 Syarat Meng-Qashar Shalat فصل شروط القصر سبعة أن يكون سفره مرحلتين، وأن يكون مباحا، والعلم بجواز القصر، ونيه القصر عند الإحرام، وأن يكون الصلاة رباعية، ودوام السفر الئ تما مھا، وأن لايقتدي بمتم في جزء من صلاتة Syuruthu Al-Qoshri Sab’atun An Yakuuna Safaruhu Marhalataini, Wa An Yakuuna Mubaahan, Wal-Ilmu Bijawazi Al-Qoshri, Wa Niyyatu Al-Qoshri Inda Al-Ihroomu, Wa An Yakuuna Ash-Sholaatu Rubaa’iyyatan, Wadawaamu As-Safari Ilaa Tamaamihaa, Wa An Laa Yaqtadiya Bimutimmin Fii Juzin Min Shoolatihi. • Bepergian yang mencapai 3 marhalah sekitar 89 KM • Bepergian yang diperbolehkan ajaran Islam • Harus mengetahui bolehnya meng-qashar • Niat meng-qashar pada saat takbiratul ihram • Shalat yang 4 rakaat • Bepergian tersebut masih berlangsung hingga shalat sempurna • Tidak boleh bermakmum kepada Imam yang shalatnya sempurna tidak meng-qashar walaupun hanya sebagian dari shalat fasal 47 Syarat Shalat Jum’at فصل شروط الجمعة الجمعة أن تكون كلھا في وقت الظھر، وأن تقام في خطة البلد، وأن تصلي جماعة، وأن يكونوا أربعين أحرارا ذكورا بالغين مستوطنين، وأن لا تسبقھا ولا تقارنھا جمعة جمعة تلك البلد، وأن يتقدمھا خطبتان Syuruuthu Al-Jumu’ati Sittatun An Takuuna Kulluhaa Fii Waqti Al-Dzuhri, Wa In Tuqooma Fii Hiththoti Al-Baladi, Wa In Tusholla Jumaa’atan, Wa An Yakuunuu Arba’iina Ahrooron Dzukuuron Baalighiini Mustauthiniina, Wa Anlaa Tasbiqohaa Wa Laa Tuqoorinahaa Jum’atun Fii Tilka Al-Balada Wa An Yataqoddamahaa Khuthbataani. • Harus dilakukan pada waktu Dzuhur • Harus dilakukan dalam kekuasaan Negara • Dilakukan secara berjamaah • Orang-orang yang shalat Jumat harus ada minimal 40 laki-laki merdeka yang sudah baligh dan semua bermukim di daerah tersebut • Tidak boleh didahului atau dibarengi oleh shalat Jum’at yang lain dalam satu daerah • Harus didahului dengan dua khutbah fasal 48 Rukun Dua Khutbah Jum’at فصل أركان الخطبتين خمسة حمد الله فيھما، والصلاة على النبي صلى الله عليه وسلم فيھما، والوصية بالتقوى فيھما، وقراءة آية من القرآن في أحداھما، والدعاء للمؤمنين والمؤمنات في الأخيرة Arkaanu Al-Khuthbataini Khomsatun Hamdu Allahi Fiihimaa, Wa Sholaatu Alaa An-Nabiyyi Sholallaahu Alaihi Wasallama Fiihimaa, Wa Al-Washiatu Bil-Taqwa Fiihimaa, Waqirooatu Aayatin Min Al-Quraani Fii Ihdahuumaa, Wa A-Du’aau Lilmu’miniina Wa Al-Mu’minaati Fii Al-Akhirihi. • Memuji Allah swt pada dua khutbah • Membaca Shalawat kepada nabi Muhammad SAW pada dua khutbah • Berwasiat taqwa pada dua khutbah • Membaca ayat dari A-Quran pada salah satu khutbah • Membaca doa untuk mukminin dan mukminat pada akhir khutbah kedua fasal 49 Syarat Khutbah Jum’at فصل شروط شروط الخطبتين عشرة الطھارة عن الحدثين الأصغر والأكبر، والطھارة عن النجاسة في الثوب والبدن والمكان، وستر العورة، والقيام على القادر، والجلوس بينھما فوق طمأنينة الصلاة، والموالاة بينھما وبين الصلاة، وأن تكون بالعربية، وأن يسمعھما أربعين، وأن تكون كلھا في وقت الظھر Syuruuthu Al-Khuthbataini Asyarotun Ath-Thohaarotu Ani Al-Hadatsaini Al-Ashghori Wal-akbari, Wa Ath-Thohaarotu Ani An-Najaasati Fii At-taubi Wal-Badani Wal-Makaani, Wa Satru Al-Auroti, Wal-Qiyamu Ala Alqoodiri, Wal-Juluusu Bainahuma Fauqo Thuma’niinati Ash-Sholaati, Wal-Muwalatu Bainahuma Wa baina Asholaati, Wa An Takuuna Bil-Arobiyyati, Wa An Yusmi’ahumaa Arba’iina, Wa An Takuuna Kullahaa Fii Waqti Al-Dzuhri. 1. Suci dari dua hadast, hadast besar 2. Dan hadast kecil 3. Suci dari najis pada pakaian, badan dan tempat 4. Menutup aurat5. Berdiri bagi yang mampu 6. Duduk diantara dua khutbah selama seperti tumaninah dalam shalat 7. Antasa 2 khutbah dan shalat harus berturut-turut 8. Khutbah harus berbahasa Arab 9. Bagi khotib harus berusaha memperdengarkan khutbahnya kepada empat puluh orang jamaah 10. Khutbah harus pada waktu Dzuhur fasal 50 Hal-hal yang wajib Dilakukan terhadap Mayitفصل الذي يلزم للميت أربع خصال غسلة، وتكفينة، والصلاة علية، ودفنه Alladzi Yalzamu Lilmayyiti Arba’u Khishoolin Ghusluhu, Wa Takfinuhu, Wa Ash-Sholaatu Alaihi, Wa Dafnihi • Memandikan • Mengkafani • Menshalati • Menguburkan fasal 51 Aturan Dalam Memandikan Jenazahفصل أقل الغسل تعميم بدنه بالماء وأكمله أن يغسل سوأتيه، وأن يزيل القذر من أنفه، وأن يوضئه، وأن يدلك بدنه بالسدر، وأن يصب الماء عليه ثلاثا Aollu Al-Ghusli Ta’miimu badanihi Bil-Maai Wa Akmaluhu An Yaghsila Sauataihi Wa An Yuziila Al-Qodaro Min Anfihi Wa An Ywadhiahu Wa An Yadluka Badanahu Bis-Sidri Wa An Yashubba Al-Maai Alaihi Tsalaatsan Sekurang-kurangnya memandikan jenazah yaitu dengan meratakan seluruh badan dengan air, sedangkan paling sempurnanya memandika jenazah adalah • Qubul dan dubur harus dibersihkan • Membuang kototran dari hidung jenazah • Mewudlukan jenazah • Memandikan jenazah dengan sabun • Disiram dengan air sebanyak tiga kali fasal 52 Aaturan Mengkafani Jenazahفصل أقل الكفن ثوب يعمه وأكمله للرجال ثلاث لفائف، وللمرأة قميص وخمار وإزار ولفافتان Aqollu Al-Kafani Tsaubun Ya’muhu Wa Akmaluhu Lir-Rijaali Tsalaatsu Lafaaifu, Wa Lil-Marati Qumiishun Wa Jimaarun, Wa Izaarun, Wa Lifaafataani Sekurang-kurangnya mengkafani jenazah adalah dengan membungkus badan jenazah dengan pakaian yang menutupi badan jenazah. Adapun bagi laki-laki yang sempurna dengan tiga lapis kain, dan untuk perempuan adalah baju kurung termasuk kerudung dan dua lapis pakaian fasal 53 Rukun shalat jenazah فصل أركان صلاة الجنازة سبعة الأول النية، الثاني أربع تكبيرات، الثالث القيام على القادر، الرابع قراءة الفاتحة، الخامس الصلاة على النبي صلى الله علية وسلم بعد الثانية، السادس الدعاء للميت بعد الثالثة، السابع السلام Arkanu Sholaati Al-Janaazati Sab’atun Al-Awwalu An-Niyyatu, Ats-Tsani Arba’u takbirotin, Ats-Tsalitsu Al-Qiyamu Ala Al-Qodiri, Ar-Robi’u Qiroatu Al-Fatihati, Al-Khomisu Ash-Sholaatu Ala An-Nabiyyi Shollallahu Alaihi Wasallama Ba’da Ats-Tsaniyati, As-Sadisu Ad-Du’aau Lil-Mayyiti Ba’da Ats-Tsalitsati, As-Saabi’u As-Salaamu • Niat • 4 kali takbir • Berdiri bagi yang mampu • Membaca surat Al-Fatihah• Membaca shalawat kepada Nabi SAW setelah takbir kedua • Membaca do’a bagi jenazah setelah takbir ketiga • Salam fasal 54 Aturan Minimal Menguburkan Jenazahفصل أقل الدفن حفرة تكتم رائحته وتحرسه من السباع وأكمله قامة وبسطة ويوضع خده على التراب ويجب توجيھه إلى القبلة Aqollu Ad-Dufni hufrotun Taktumu Wa Ihatahu Wa Tahrusuhu Mina As-Sibaa’i Wa Akmaluhu Qoomatun Wa Basthotun Wa Yudho’u Khodduhu Ala At-Turoobi Wayajibu Taujiihuhu Ila Al-Qiblatun Paling sedikitnya menguburkan jenazah cukup dengan lubang yang dapat mencegah bau jenazah dan dapat melindunginya dari serangan hewan buas. Sedangkan sempurnanya menguburkan jenazah adalah sedalam ukuran manusia ditambah acungan tangan keatas, kemudian pada pipi jenazah diletakkan tanah dan wajib dihadapkan ke kiblat. fasal 55 Alasan diperbolehkan kembali menggali kuburan jenazahفصل ينبش الميت لأربع خصال للغسل إذا لم يتغير، ولتوجيھه إلى القبلة، وللمال إذا دفن معه، والمرأة إذا دفن جنينھا وأمكنت حياته Yunbasyu Al-Mayyiti Liarba’i Khishoolin Lilghusli Idzaa Lam Yataghoyyar, Wa Litaujihihi Ilaa Al-Qiblati, Wa Lilmaali Idzaadu Finama’ahu, Wa Lilmar-ahi Idzaadu Fina Janiinuhaa Ma’ahaa Wa Amkanat Hayaatuhu • Untuk dimandikan jika jasad belum berubah • Untuk dihadapkan kearak kiblat• Untuk mengambil harta barang yang terkubur bersama jenazah • Untuk menyelamatkan kandungan yang dikubur bersama jenezah bila ada kemungkinan janian masih hidup fasal 56 Hukum meminta tolong dalam bersuci فصل الإستعانات أربع خصال مباحة، وخلاف الأولى، ومكروھه، وواجبة فالمباحة ھي تقريب الماء، وخلاف الأولى ھي صب الماء على نحو المتوضئ، والمكروھه ھي لمن يغسل أعضاءه، والواجبة ھي للمريض عند العجز Al-Isti’aanaatu Arba’u Khishoolin Mubaahatun, Wakhilaafu Al-Uulaa, Wamakruuhatun, Wawajajibatun. Fal-Mubahatu Hiya Taqriibu Al-Maau, Wa Khilaafu Al-UUlaa Hiya Shobbu Al-Maai Alaa Nahwi Al-Mutawadhdhii, Wal-Makruuhatu Hiya Liman Yaghsilu A’Dhooahu, Wal-Waajibatu Hiya Lilmariidhu Inda Al-Ajzi. • Boleh Mubah, meminta tolong memdekatkan air ketika bersuci• Menyimpang dari keutamaan Khilaf Aula, meminta tolong menuangkan air kepada orang yang berwudhu • Makruh, menuangkan air kepada orang yang mandi • Wajib, bagi orang yang sakit jika tidak mampu fasal 57 Harta yang wajib dikeluarkan zakatnya فصل الأموال التي تلزم فيھا الزكاة ستة أنواع النعم، والنقدان، والمعشرات، وأموال التجارة، وواجبھا ربع عشر قيمة عروض التجارة والركاز والمعدن Al-Amwaalu Allatii Yalzamu Fiihaa Az-Zakaata Sittatun Anwaa’in An-Na’amu, Wan-Naqdaani, Wal-Mu’asysyarootu, Wa Amwalu At-Tijaarotu, Waajibuha Rub’u Usyuriqiimati Uruudhi At-tijaaroti War-Rikaazu, Wal-Ma’dinu • Binatang ternak• Emas dan perak• Buah-buahan dan tanaman makanan pokok • Harta dagangan, Adapun Zakat harta dagangan adalah seperempat dari sepuluh 2,5% dari jumlah harta dagangan • Barang simpanan • Logam barang tambang fasal 58 Wajib puasa pada bulan Ramadhanفصل يجب صوم رمضان بأحد أمور خمسة أحدھا بكمال شعبان ثلاثين يوما وثانيھا برؤية الھلال في حق من رآه وان كان فاسقا وثالثا بثبوته في حق من لم يره بعدل شھادة ورابعا بإخبار عدل رواية موثوق به سواء وقع في القلب صدق أم لا أوغيره موثوق به إن وقع في القلب صدقه وخامسھا بظن دخول رمضان بالإجتھاد فيمن اشتبه عليه ذلك Yajibu Shoumu Romadhoona Bi Ahadi Umuuri Khomsatin Ahaduhaa Bikamaali Sya’baana Tsalaatsiina Yauman, Wa Tsaaniiha Biru’yati Al-Hilaali Fii Haqqi Manroaahu Wa Inkaana Faasiqon, Wa Tsaalitsuhaa Bitsubuutihi Fii Haqqi Man Lam Yaroohu Bi’adli Syahaadatin, Wa Roobi’uhaa Bi Ihbaari Adli Riwaayatin Mautsuuqin Bihi Sawaa’un Waqo’a Fil-Qolbi Shidquhu Amalaa Aw ghoiri mautsuuqin Bihi Inwaqo’a Fil-Qolbi shidquhu, Wa Khoomisuhaa Bidlonni Dukhuuli Romadhoona Bil-Ijtihaadi Fiianisytabaha Alaihi Dzaalika. Wajib puasa pada bulan Ramadhan oleh sebab salah satu dari 5 perkara berikut 1. Sempurna bulan Sya’ban 30 hari 2. Dengan melihat bulan, bagi yang melihatnya sendiri 3. Dengan melihat bulan yang disaksikan oleh orang yang adil di hadapan hakim 4. Dengan khabat dari orang yang adil riwayatnya juga dipercaya kebenarannya, baik yang mendengarkan kabar tersebut membenarkan atau tidak, atau tidak dipercaya akan tetapi orang yang mendengar membenarkannya. 5. Dengan berijtihad masuknya bulan Ramadhan bagi orang yang meragukan dengan hal tersebut. fasal 59 Syarat syah puasa فصل شروط صحته صحته أربعة أشياء إسلام، وعقل، ونقاء من نحو حيض، وعلم بكون الوقت قبلا للصوم Syuruthu Shihatihi Arba’atu Asyyaa-a Islaamun, Wa Aqlun, Wa Naqooun Min Nahwi Haidhin, Wa Ilmun Bikauni Al-Waqti Qoobilan Lishoumi. • Islam • Berakal • Suci, seumpama dari darah haid • Mengetahui dalam waktu yang memang diperbolehkan untuk berpuasa fasal 60 Syarat wajib puasaفصل شروط وجوبه خمسة اشياء اسلام، وتكليف، وإطاقة، وصحه، وإقامة Syuruthu Wujuubihi Khomsata Asyaa-a Islaamun, Wa Takliifun, Wa Ithooqotun, Wa Shihhatun, Wa Iqoomatun • Islam • Taklif dibebankan untuk berpuasa • Kuat berpuasa • Sehat • Iqamah tidak bepergian fasal 61 Rukun puasaفصل أركانه ثلاثة أشياء نية ليلا لكل يوم في الفرض، وترك مفطر ذاكرا مختارا غير جاھل معذور، وصائم Arkanuhu Tsalaastata Asyyaa-a Niyyatun Lailan Likulli Yaumin Fil-Fardhi, Wa Tarku Mufaththirin Dzaakiron Mukhtaaron Ghoiro Jaahilin Ma’Dzuurin, Wa Shooimun. • Niat pada malamnya, yaitu setiap malam pada bulan Ramadhan • Menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa ketika masih dalam keadaan ingat, bisa memilih tidak ada paksaan dan tidak bodoh yang ma’dzur • Orang yang berpuasa fasal 62 Orang Yang Wajib Mengqa'da Puasaفصل يجب مع القضاء للصوم الكفارة العظمى والتعزير على من أفسد صومه في رمضان يوما كاملا بجماع تام آثم به للصوم Yjibu Ma’al-Qodhoi Lish-Shoumi Al-Kaffaratu Al-Udlma Wat-Ta’ziiru Alaa Man Afsada Shoumahu Fii Romadhoona Yauman Kaamilan Bijimaa’in Taamin Aatsamin bihi Lish-shoumi Wajib mengqodho puasa, membayar kifarat dan teguran terhadap orang yang membatalkan puasa di bulan Ramadhan satu hari penuh oleh sebab berjima, lagi berdosa bagi orang yang berzima terhadap puasa. ويجب مع القضاء الإمساك للصوم في ستة مواضع الأول في رمضان لافي غيره على متعد بفطره، والثاني على تارك النية ليلا في الفرض، والثالث على من تسحر ظانا بقاء الليل فبان خلافة أيضا، والرابع على من افطر ظانا الغروب فبان خلافه ايضا، والخامس على من بان له يوم ثلاثين من شعبان أنه من رمضان، والسادس على من سبقه ماء المبالغة من مضمضة واستنشاق Wayajibu Ma’al-Qodhoi Al-Ismaaku Lish-Shoumi Fii Sittahi Mawaadhi’a Al-Awwalu Fii Romadhoona Laa Fii Ghoirihi Alaa Muta’addin Bifithrihi, Wats-tsaanii Alaa Taariki An-Niyyati Lailan Fii Al-Fardhin, Wats-Tsaalitsu Alaa Mantasahharo Dlonnan Baqooi Al-Laili Fabaana Khilaafuhu, War-Roobi’u Alaa Man Afthoro Dlonnan Al-Ghuruuba Fabaana Khilaafuhu Aidhon, Wal-Khomisu Alaa Manbaanalahu Yauma Tsalaatsiina Sya’baanu Annahu Min Romadhoona, Was-Sadisu Alaa Man Sabaqohu Maau Al-Mubaalahoti Min Maghmadhotin Wastinsyaaqin. Dan wajib qodho’ puasa karena 6 perkara • Di bulan Ramadhan dan tidak pada bulan selain Ramadahan terhadap orang yang sengaja membatalkan puasa • Terhadap orang yang meninggalkan niat pada malam hari puasa fardhu• Terhadap orang yang sahur karena menyangka masih malam, kemudian diketahui bahwa fajar telah terbit • Trhadap orang yang berbuka karena menyangka matahari sudah terbenam kemudian diketahui bahwa matahari belum tenggalam • Terhadap orang yang meyakini bahwa hari tersebut akhir bulan Sya’ban tanggal 30, kemudian diketahui awal Ramadhan telah tiba • Terhadap orang yang terlanjur maminum air dari kumur-kumur atau dari air yang dimasukkan ke hidung. fasal 63 Hal-hal yang Membatalkan Puasaفصل يبطل الصوم بردة، وحيض، ونفاس، أو ولادة، وجنون ولو لحظة، وبإغماء، وسكر تعدى به إن عمَّا جميع النھار Yabthulu Ash-Shoumu Biriddatin, Wa Haidhin, Wa Nifaasin, Aw Wilaadatin, Wa Junuunin Walaulahdlotan, Wa Bighumaain, Wasakarin Ta’adda Bihi Inghomaa Jamii’a An-Nahaari Hal-hal yang membatalkan puasa • Murtad • Haid • Nifas • Melahirkan • Gila walau sebentar • Pingsan • Mabuk yang disengaja jika terjadi sepanjang hari pada umumnya fasal 64 Hukum-hukum Berbuka Puasaفصل الإفطار في رمضان أربعة انواع واجب كما في الحائض والنفساء، وجائز كما في المسافر والمريض، ولاولاكما في المجنون، ومحرم كمن أخر قضاء رمضان تمكنه حتى ضاق الوقت عنه Al-Ifthooru Fii Romadhoona Arba’atun Waajibun Kamaa Fii Al-Haidhi Wa An-Nufasaai, Wa Jaaizu Kamaa Fii Al-Musaafiri Wa Al-Mariidhi, Wa Laa Wa Laa Kamaa Fii Al Majnuuni, Wa Muharromu Kaman Akhhkhro Qodhooa Romadhoona Ma’a Tamakkunihi Hatta Dhooqo Al-Waqtu Anhu Hukum membatalkan puasa berbuka di siang Ramadhan • Wajib, terhadap wanita yang haid dan nifas • Boleh, terhadap musafir dan orang sakit • Tidak diwajibkan, terhadap orang yang gila • Haram, terhadap orang yang mengakhirkan/menunda qodho’ Ramadhan padahal mungkin untuk dikerjakan sampai waktu qodho’ tersebut tidak mencukupi وأقسام الإفطار أربعة أيضا ما يلزم فية القضاء والفدية وھو اثنان الأول الإفطار لخوف على غيرة، والثاني الإفطار مع تأخير قضاء مع إمكانه حتى حتى رمضان آخر، وثانيھا مايلزم فية القضاء دون الفدية وھو يكثر كمغمى علية، وثالثھما ما يلزم فيه الفدية دون القضاء وھوشيخ كبير، ورابعھا لا ولا وھو المجنون الذي لم يتعد بجنونه Wa Aqsaamu Al-Ifthoori Arba’atun Aidhon Maa Yalzamu Fiihi Al-Qodhoou Wa Al-Fidyatu Wa Huwa Itsnaani Al-Awwalu Al-Ifthoori Likhoufin Alaa Gjoirihi, Wa Ats-Tsaanii Al-Ifthooru Ma’a Ta’khiiri Qodhooi Ma’a Imkaanihi hatta Ya’tii Romadhoonu Aakhoru. Wa Tsaaniihaa Maa Yalzamu Fiihi Al-Qodhoou Duuna Al-Fidyat1 Fahuwa YaktsuruKamughmaa Alaihi, Wa Tsaalitsuhaa Ma Yalzamu Fiihi Al-Fidyatu Duuna Al-Qodhooi Wa huwa Syaikhun Kabiirun, Wa Roobi’uhaa Laa Wa Laa Wahuwa Al-Majnuunu Al-ladzi Lam Yata’adda Bijunuunihi. Orang yang membatalkan puasanya berbuka dibagi menjadi 4 • Orang yang wajib mengqodho’dan membayar fidyah, yaitu1. Orang yam membatalkan puasa karena menghawatirkan orang lain misalkan wanita yang mengkhawatirkan bayinya 2. Orang menunda qodho’ puasanya sampai tiba ramadhan berikutnya • Orang yang wajib mengqodho’ tanpa harus membayar fidyah, yaitu orang yang pingsan • Orang yang wajib membayar fidyah tapi tidak wajib mengqodho’, yaitu orang yang sudah tua dan tidak kuat berpuasa • Orang yang tidak wajib mengqodho’ dan tidak wajib membayar fidyah, yaitu orang yang gila yang tidak disengaja. fasal 65 Sesuatu yang Masuk Kedalam Tubuh Yang Tidak Membatalkan Puasaفصل الذي لا يفطِر مما يصل إلى الجوف سبعة أفراد مايصل إلى الجوف بنسيان أو جھل، أو إكراة، وبجريان ريق بما بين أسنانه وقد عجز عن مجه لعذره، وما وصل إلى الجوف وكان غبار طريق، وما وصل إلية وكان غربلة دقيق، أوذبابا طائرا أو نحوهAlladzii Laa Yufthiru Mimmaa Yashilu Ilaa Al-Jaufi Sab’atu Afrodin MaaYahilu Ilaa Al-Jaufi Binisyaanin, Au Jahlin, Au Ikroohin, Wa BijaryaaniRiiqin Bimaa Asnaanihi Wa Qod’ajaza An Majjihi Li’udrihi, Wa maa Washola Ilaa Al-jaufi Wa Kaana Ghubaaro Thoriiqin, Wa Maa Washola Ilaihi Wa Kaana Ghurbalata Daqiiqin, Au Dzubaaban Thooiron Au tidak membatalkan puasa sesudah sampai ke rongga mulut, ada 7 macam• Ketika kemasukkan sesuatu seperti makanan ke rongga mulut yang tidak disengaja• Atau tidak tahu hukumnya• Atau dipaksa orang lain• Ketika kemasukkan sesuatu ke rongga mulut, sebab air liur yang mengalir diantara gigi-giginya, sedangkan ia tidak mungkin mengeluarkannya• Ketika kemasukkan debu jalanan ke dalam rongga mulut• Ketika kemasukkan sesuatu dari ayakan tepung ke dalam rongga mulut• Ketika kemasukkan alat yang sedang terbang ke dalam rongga Kitab Safinatun Najahوَاللهُ اَعْلُمُ بِالّصَوَابِ نَسْأَلُ اللهَ الْكَرِيْمَ بِجَاهِ نَبِيّهِ الْوَسِيْمِ، أَنْ يُخْرِجَنِي مِنَ الّدُنْيَا مُسْلِمًا، وَوَالِدَيَّ وَأَحِبَّائِي وَمَنْ إِلَيَّ انْتَمَي، وَاَنْ يَغْفِرَ لِي وَلَهُمْ مُقْحَمَاتٍ وَلَمَمَا ، وَصَلّىَ اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللِه ِبنْ عَبْدِ الْمُطَلِّبِ بْنِ هَاشِمِ بْنِ عَبْدِ مَنَافٍ رَسُوْلُ اللهِ إِلَى كَافَةِ الْخَلْقِ رَسُوْلِ الْمَلَاحِمِ ،حَبِيْبِ اللِه اْلَفاتِحِ اَلْخَاتِمِ ،وَآَلِهِ وَصَحِبِهِ أَجْمَعِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَتم بعون الله تعالى متن سفينة a’lam bishshowaabAllah Maha Mengetahui terhadap yang BenarKemudian kami akhiri dengan meminta kepada Allah Yang Karim, dengan berkah beginda kita Nabi Muhammad Shollalloohu Alayhi wa Sallam yang wasim, supaya mengakhiri hidupku dengan memeluk agama Islam, juga orang tuaku, orang yang aku sayangi dan semua keturunanku. Dan mudah-mudahan ia mengampuniku serta mereka dari segala kesalahan dan Rahmat Allah selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad bin Abdullah bin Abdul Mutholib bin Abdi Manaf bin Hasyim yang menjadi utusan Allah kepada sekalian makhluk Rosulul malahim, kekasih Allah yang membuka pintu rahmat, dan penutup seluruh utusan Allah, serta keluarga dan sahabat sekalian. Segala puji bagi Allah tuhan semesta tamat Matan Safinah An-Naja dengan berkat pertolongan Allah Ta’ Kitab Safinatun Najah 07/20 Fathul Ghofur 0 Comments Kitab Safinatun Najah, Penutup Kitab Safinahوَاللهُ اَعْلُمُ بِالّصَوَابِ نَسْأَلُ اللهَ الْكَرِيْمَ بِجَاهِ نَبِيّهِ الْوَسِيْمِ، أَنْ يُخْرِجَنِي مِنَ الّدُنْيَا مُسْلِمًا، وَوَالِدَيَّ وَأَحِبَّائِي وَمَنْ إِلَيَّ انْتَمَي، وَاَنْ يَغْفِرَ لِي وَلَهُمْ مُقْحَمَاتٍ وَلَمَمَا ، وَصَلّىَ اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللِه ِبنْ عَبْدِ الْمُطَلِّبِ بْنِ هَاشِمِ بْنِ عَبْدِ مَنَافٍ رَسُوْلُ اللهِ إِلَى كَافَةِ الْخَلْقِ رَسُوْلِ الْمَلَاحِمِ ،حَبِيْبِ اللِه اْلَفاتِحِ اَلْخَاتِمِ ،وَآَلِهِ وَصَحِبِهِ أَجْمَعِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَتم بعون الله تعالى متن سفينة a’lam bishshowaabAllah Maha Mengetahui terhadap yang BenarKemudian kami akhiri dengan meminta kepada Allah Yang Karim, dengan berkah beginda kita Nabi Muhammad Shollalloohu Alayhi wa Sallam yang wasim, supaya mengakhiri hidupku dengan memeluk agama Islam, juga orang tuaku, orang yang aku sayangi dan semua keturunanku. Dan mudah-mudahan ia mengampuniku serta mereka dari segala kesalahan dan Rahmat Allah selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad bin Abdullah bin Abdul Mutholib bin Abdi Manaf bin Hasyim yang menjadi utusan Allah kepada sekalian makhluk Rosulul malahim, kekasih Allah yang membuka pintu rahmat, dan penutup seluruh utusan Allah, serta keluarga dan sahabat sekalian. Segala puji bagi Allah tuhan semesta tamat Matan Safinah An-Naja dengan berkat pertolongan Allah Ta’ala. Kitab Kuning Kitab Safinah
Nama kitab Terjemah Safinatun Najah, Judul asal Safinatun Najah Safinah Al-Najah متن سفينة النجا في ما يجب على العبد لمولاه Penulis Syaikh Salim bin Samir Al-Hadrami Bidang studi Fikih madzhab Syafi'i Penerjemah Daftar Isi Download Safinatun Naja Pengantar Pengarang Rukun Islam Rukun Iman Pengertian Lafadz Lailaha Illallah Tanda-tanda Baligh Dewasa Bersuci Memakai Batu Fardhu dan Rukun Wudhu Pengertian Niat dan Tertib Air Perkara yang Mewajibkan Mandi Fardhu dan Rukun Mandi Junub Syarat-syarat Wudhu Perkara yang Membatalkan Wudhu Larangan Bagi yang Batal Wudhu Larangan Bagi Orang Junub Larangan Bagi Wanita Haid Sebab-Sebab Tayammum SyaratTayammum Rukun Tayammum Pembatal Tayammum Benda Najis yang Bisa Suci Macam-macam Najis Cara Menbasuh Najis Masa Haid Masa Nifas Udzurnya Shalat Syarat Shalat Hadas Aurat Rukun dan Fardhu Shalat Tingkatan Niat Syarat Takbiratul Ihram Syarat Membaca Al-Fatihah Tasydid Al-fatihah Waktu Sunnah Mengangkat Kedua Tangan Syarat Sujud Anggota Sujud Tasydid Tahiyat Tasyahud Tasydid Shalawat Paling Sedikitnya Salam Waktu-waktu Shalat Fardhu Waktu Haram Mengerjakan Shalat Diam yang Disunnahkan Rukun yang Wajib Tuma'ninah Sebab Sujud Sahwi Sunnah Ab'ad dalam Shalat Pembatal Shalat Kapan Niat Jadi Imam itu Wajib Syarat Jadi Makmum Syarat Sah Shalat Berjamaah Yang Tidak Sah Shalat Berjamaah Syarat Jamak Taqdim Syarat Jamak Ta'khir Syarat Shalat Qashar Syarat Shalat Jum’at Rukun Khutbah Jum’at Syarat Khutbah Jum’at Cara Mengurus Jenazah Cara Memandikan Jenazah Cara Mengkafani Jenazah Rukun Shalat Jenazah Cara Mengubur Jenazah Membongkar Kuburan Hukum Minta Bantuan dalam Bersuci Zakat Perkara yang Mewajibkan Puasa Syarat Sahnya Puasa Syarat wajib Puasa Rukun Puasa Sesuatu yang Mewajibkan Kafarah Wajib Imsak dan Qadha Puasa Pembatal Puasa Macam-macam Iftar Yang tidak membatalkan Puasa Walaupun Sampai ke Rongga Penutup Khotimah Kembali ke Fiqih Download Terjemah Safinatun Naja - Terjemah Bahasa Indonesia - Safinatun Najah versi Arab Download Syarah Safinatun Najah - Kasyifatus Saja كاشفة السجا شرح سفينة النجا - Ghayatul Muna غاية المنى بشرح سفينة النجا PENGANTAR متن سفينة النجا في اصول الدين والفقه للشيخ العالم الفاضل سالم بن سمير الحضرمي على مذهب الامام الشافعي بسم الله الرحمن الرحيم الحمد لله رب العالمين ، وبه نستعين على أمور الدنيا والدين ،وصلى الله وسلم على سيدنا محمد خاتم النبيين ،واله وصحبه أجمعين ، ولاحول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم ، Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang Segala puji hanya kepada Allah Tuhan semesta alam, dan kepadaNya jualah kita memohon pertolongan atas segala perkara dunia dan akhirat. Dan shalawat serta salamNya semoga selalu tercurah kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW Penutup para nabi, juga terhadap keluarga, sahabat sekalian. Dan tiada daya upaya kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Perkasa. Rukun Islam ada lima perkara, yaitu فصل أركان الإسلام فصل أركان الإسلام خمسة شهادة أن لاإله إلاالله وأن محمد رسول الله وإقام الصلاة ، وإيتاء الزكاة , و صوم رمضان ، وحج البيت من استطاع إليه سبيلا . 1. Bersaksi bahwa tiada ada tuhan yang haq kecuali Alloh Subhaanahu wa Ta'aala dan Nabi Muhammad Sholalloohu 'Alayhi wa Sallam adalah utusanNya. 2. Mendirikan sholat lima waktu. 3. Menunaikan zakat. 4. Puasa Romadhan. 5. Ibadah haji ke baitullah bagi yang telah mampu melaksanakannya. فصل أركان الإيمان فصل أركان الإيمان ستة أن تؤمن بالله ، وملائكته، وكتبه ، وباليوم الآخر ، وبالقدر خيره وشره من الله تعالى . Rukun iman ada enam, yaitu 1. Beriman kepada Alloh Subhaanahu wa Ta'aala. 2. Beriman kepada sekalian Mala’ikat 3. Beriman dengan segala kitab-kitab suci. 4. Beriman dengan sekalian Rosul-rosul. 5. Beriman dengan hari kiamat. 6. Beriman dengan ketentuan baik dan buruknya dari Alloh Subhaanahu wa Ta'aala. PENGERTIAN LAFADZ LAILAHA ILLALLAH فصل ومعنى لاإله إلاالله لامعبود بحق في الوجود إلا الله . Adapun arti “La ilaha illah”, yaitu Tidak ada Tuhan yang berhak disembah dalam kenyataan selain Alloh. Tanda-tanda Baligh Dewasa فصل علامات البلوغ ثلاث تمام خمس عشرة سنه في الذكروالأنثى ، والاحتلام في الذكر والأنثى لتسع سنين ، و الحيض في الأنثى لتسع سنين . Adapun tanda-tanda balig mencapai usia remaja seseorang ada tiga, yaitu 1. Berumur seorang laki-laki atau perempuan lima belas tahun. 2. Bermimpi junub terhadap laki-laki dan perempuan ketika melewati sembilan tahun. 3. Keluar darah haidh sesudah berumur sembilan tahun . Bersuci Memakai Batu فصل شروط إجزاء الحَجَرْ ثمانية أن يكون بثلاثة أحجار ، وأن ينقي المحل ، وأن لا يجف النجس ، ولا ينتقل ، ولا يطرأ عليه آخر ، ولا يجاوز صفحته وحشفته ، ولا يصيبه ماء ، وأن تكون الأحجار طاهرة. Syarat boleh menggunakan batu untuk beristinja ada delapan, yaitu 1. Menggunakan tiga batu. 2. Mensucikan tempat keluar najis dengan batu tersebut. 3. Najis tersebut tidak kering. 4. Najis tersebut tidak berpindah. 5. Tempat istinja tersebut tidak terkena benda yang lain sekalipun tidak najis. 6. Najis tersebut tidak berpindah tempat istinja lubang kemaluan belakang dan kepala kemaluan depan . 7. Najis tersebut tidak terkena air . 8. Batu tersebut suci. Fardhu dan Rukun Wudhu فصل فروض الوضوء ستة الأولالنية ، الثاني غسل الوجه ، الثالث غسل اليدين مع المرفقين ، الرابع مسح شيء من الرأس ، الخامس غسل الرجلين مع الكعبين ، السادس الترتيب . Rukun wudhu ada enam, yaitu 1. Niat. 2. Membasuh muka 3. Membasuh kedua tangan serta siku. 4. Menyapu sebagian kepala. 5. Membasuh kedua kaki serta buku lali. 6. Tertib. [
Baca Kitab Safinah Baca Kitab Safinah merupakan aplikasi pembelajaran bahasa Arab yang akan membantu para pembelajar bahasa Arab membiasakan diri membaca teks berbahasa Arab. Aplikasi ini berisi materi Fiqh dasar madzhab Syafi’i dari kitab Safinatun Najah karya Syaikh Salim Sumair Al-Hadhramiy yang banyak dipelajari di Indonesia. Dengan fitur tulisan arab gundul dan berharakat yang mudah untuk diubah serta fitur terjemah akan memudahkan para pembelajar bahasa Arab untuk dapat membaca dan memahami tulisan bahasa Arab dalam aplikasi ini. Download Bergabung di grup telegram 🏡Akhoon Edumedia
cara membaca kitab safinah